- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Jumlah Wisatawan Pengunjung Museum Menurun, Pengembangan Sesuai Skala Prioritas
PALEMBANG, SIMBUR – Penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Museum Balaputera Dewa seharusnya menjadi motivasi pengelola untuk melakukan aktivitas dan berbagai kegiatan budaya. Hal itu diungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan (Disbudpar Sumsel), Aufa Syahrizal.
“Penurunan wisatawan yang berkunjung ke museum Balaputera Dewa, salah satunya dengan cara memotivasi museum untuk melakukan berbagai aktivitas. Seperti melaksanakan lomba cerdas cermat antar pelajar, lomba mewarnai untuk anak PAUD, dan berbagai kegiatan terkait kebudayaan yang ada pada museum,” ungkap Aufa kepada Simbur, Kamis (21/4).
Selama masa pandemi, terdapat penurunan pengunjung sehingga berdampak pada berbagai aspek. Terutama pada kunjungan. Dikarenakan, pada 2021 ada beberapa kendala untuk tutup sementara. Penurunan pengunjung sekitar 10 persen. Akan tetapi tahun 2022 ini sudah baik dalam peningkatan pengunjung. Sekarang sudah dapat berkunjung kembali ke museum.
Menurut Aufa, Sumsel memiliki banyak museum. Baik yang ada di Palembang maupun di kabupaten/kota lainnya. “Untuk museum yang ada di bawah naungan dan tanggung jawab dari provinsi hanya ada beberapa. Yang pertama Museum Negeri Sumatera Selatan atau biasa disebut dengan museum Balaputera Dewa,” terang Aufa seraya menambahkan, setiap museum yang berada atau termasuk tanggung jawab Provinsi Sumatera Selatan selalu dilakukan evaluasi setiap pengembangan kegiatan yang ada.
Pengembangan museum, lanjut Kadisbudpar, juga terdapat beberapa kendala yakni keterbatasan anggaran. Menurut Aufa, setiap pengembangan mengeluarkan anggaran sesuai kebutuhan. “Maka maka dari itu, pengembangan museum yang ada di bawah tanggung jawab Provinsi Sumatera Selatan dilakukan secara bertahap. Sesuai kebutuhan skala proritas secara fisik. Misalnya bangunan yang sudah harus direnovasi atau penambahan bangunan-bangunan sesuai dengan perencanaan,” jelasnya.
Diketahui, museum Balaputra Dewa merupakan salah satu museum negeri yang ada di Sumatera Selatan. Museum ini terletak di Jalan Srijaya 1 No 288 Km 5,5 Kota Palembang dengan memiliki luas 23,565 meter persegi. Museum ini diresmikan pada 5 November 1984 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili oleh DirektuR Jendral Kebudayaan.
Asal usul nama museum Balaputra Dewa terinspirasi dari seorang raja yang membawa kerajaan sriwijaya abad ke-9 dan mantan kepala Dinasti Sailendra yang berpusat di sekitar Palembang. Museum Balaputera Dewa banyak menyimpan belasan jenis koleksi dengan jumlah mencapai 8.800 benda sejarah, juga memiliki nilai-nilai sejarah dan budaya khususnya nilai budaya Sumatera Selatan.
Nilai-nilai yang terdapat di museum Balaputera Dewa yakni nilai kebudayaan, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai religi, dan kompleks. Mencakup semua koleksi yang ada di museum Balaputera Dewa. Dengan demikian, koleksi-koleksi yang ada bisa menjadi acuan atau bahan untuk para siswa maupun pengunjung lainnya sebagai penambah informasi tentang sejarah dan budaya khususnya Sumatera Selatan.
Museum Balaputera Dewa bisa menjadi sarana pendidikan informal bisa juga menjadi sarana rekreasi, dapat memotivasi terutama para siswa, serta pengunjung dan masyarakat sekitar ilmu pengetahuan khususnya sejarah dan kebudayaan.
Adapun pengunjung yang hadir dimulai dari balita sampai orang dewasa, jam operasional museum dimulai dari hari Selasa-Jumat dan dibuka pukul 08.00 pagi sampai pukul 16.00 WIB. Hari Sabtu-Minggu dari pukul 09.00 pagi sampai pukul 15.00. Hari Senin dan hari libur nasional museim ini tutup. Biaya tiket masuk orang dewasa Rp 2.000 dan anak-anak Rp1.000.
Museum dapat mengalami perbaikan di segala aspek. Mulai dari perbaikan secara fisik, penyajian, koleksi, dan sebagiannya. Perbaikan dari sumber daya manusia. Maksudnya dari segi pelayanan, orang-orang penghuni untuk pemberi informasi. Museum ini diharapkan dapat dijadikan tempat pembelajaran bagi generasi milenial sekaligus promotor untuk mempromosikan kebudyaan yang saat ini sudah terbunuh arus di era globalisasi. Dengan harapan, generasi milenial akan timbul akan rasa cinta atas kebudayaan dan sejarah. Generasi milenial bisa terketuk hatinya dan lebih peka terhadap kekayaan budaya.(wms01)



