- Jika Pemda Gelar Program Makan Bergizi Gratis, Pj Gubernur Sumsel: APBD Harus Direvisi
- Jaksa Tolak Eksepsi Terdakwa Penembakan di Kalidoni
- UMP Sumsel 2025 Sebesar Rp3.681.571, Naik 6,5 Persen atau Rp224.697
- Warga Keluhkan Nilai Ganti Rugi Pembebasan Lahan Tol Kapalbetung
- Audiensi dengan Wamenpora, Siwo PWI Pusat Siap Gelar Seminar Evaluasi PON
Puisi Itu Bahasa Peradaban
KENDARI, SIMBUR – Hari Pers Nasional (HPN) 2022 lebih berwarna. Pasalnya, tahun ini PWI menambah satu kegiatan baru pada HPN 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Terobosan baru yang merupakan usulan dari PWI Pusat adalah ‘Sayembara Baca Puisi Multimedia se-Indonesia’ yang di tahun pertama ini mengambil tema ‘Bersemi Kala Pandemi’.
Lima Dewan juri Sayembara Baca Puisi adalah Dheni Kurnia, Hasan Aspahani, Noorca Massardi, Syaifuddin Gani, dan Ramon Damora (Ketua Panitia Sayembara Baca Puisi Multimedia), telah memilih 5 video finalis dan 5 video favorit.
Ramon Damora, yang juga budayawan dan Pengurus PWI Pusat ini mengatakan sangat senang dengan terobosan yang dibuat PWI Pusat ini. Sejak dibuka di penghujung September 2021 hingga ditutup pada akhir November 2021, minat pun terlihat sangat tinggi.
“Puisi itu bahasa peradaban. Jurnalis juga berperan sebagai saksi peradaban. Oleh sebab itu, lewat ekspresi seni, terutama seni baca puisi, PWI ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia bangkit dari keterpurukan pandemic lewat baca puisi multimedia ini,” jelas Ramon Damora di Kendari, Senin (7/2/2022) siang.
Dari total 107 karya video puisi multimedia yang terpilih dari hampir seluruh provinsi di tanah air, akhirnya ada 27 karya tereliminasi karena tak memenuhi syarat hingga tersisa 80 karya yang diserahkan ke meja juri untuk diseleksi. Setelah melalui tingkat seleksi yang cukup ketat, terpilihlah 5 video finalis dan 5 video favorit.
Konsep baca puisi multimedia dipilih karena selaras dengan semangat era digital. Peserta, yang terdiri dari perorangan atau kelompok beranggotakan maksimal tiga orang, diberi keleluasaan untuk membacakan puisinya menggunakan medium pendukung artistik-estetik lebih dari satu media seperti musik, tari, seni rupa, sinematografi kreatif, dll, yang direkam dalam video berdurasi maksimal 5 menit.
Kelima video finalis terpilih adalah Sri Ayu Pradya Larasari, I Bagus Wijna, Kadek Suartaya (Bali), Putra Rido Ilahi, Tarmizi Hamdan Febrian, Zulfikri (Sumatera Barat), Hasna Rafida, Raden Muhammad Pradana (Jawa Timur), Komunitas Seni Rumah Sunting (Riau), dan Qori Islami, Syah Fitra Harahap, Rahmadi (Universitas Padjajaran, Bandung).
Kelima finalis ini akan berjibaku pada malam final lomba baca pusii multimedia di Panggung Hiburan Tugu MTQ, Kendari, Selasa (8/2/2022) malam. Kelima finalis ini akan berebut posisi terbaik pertama, kedua, ketiga hingga kelima dengan hadiah masing-masing Rp10 juta (juara pertama), 7 juta (peringkat kedua), 5 juta (peringkat ketiga) dan harapan 1 dan 2 masing-masing menerima 1,5 juta.
Sementara 5 video favorit yang diraih Iyut Fitra (Sumatera Barat), Khoirurrahman (Yogyakarta), Samson Rambah Pasir (Kepulauan Riau), Margaretta Bine Kedang (Nusa Tenggara Timur), dan M Akbar Milu (UKM Seni IAIN Kendari). Para pemenang video favorit ini berhak atas hadiah uang tunai masing-masing Rp500 ribu.
“Semua finalis sudah kami hadirkan di Kendari sejak hari ini (7 Februari) untuk mengikuti gladi resik di lokasi dan siap berlomba keesokan harinya,” jelas Ramon Damora.(red)