- Turunkan Stunting, Disdik PALI Gelar Bimtek Olah Gizi dan Pola Asuh Anak
- Perjalanan Kereta Api Jakarta–Surabaya Sempat Terkendala akibat Banjir Grobogan
- Turunkan Angka Kematian Ibu, Kuatkan Peran PKK di Daerah
- Komitmen Tegakkan Disiplin, Hukum, dan Tata Tertib Prajurit TNI
- Terendus Korupsi Distribusi Semen, Kantor "Sang Tiga Gajah" Digeledah Jaksa
Duka Sekitar Larantuka, Banjir Bandang Lumpuhkan Nusa Tenggara Timur
# Sebelas Orang Meninggal di Lembata, Korban Tewas di Flores Timur 44 Orang
JAKARTA, SIMBUR – Bencana alam kembali terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Belum reda musibah di Kabupaten Flores Timur, kini banjir bandang kembali menerjang Kabupaten Lembata.
Dr Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, sebanyak 11 warga tewas akibat banjir bandang pada Minggu (4/4) pukul 19.00 WITA. “Hujan dengan intensitas tinggi memicu terjadinya banjir bandang tersebut,” ujar Raditya melalui keterangan pers yang diterima redaksi, Senin (5/4).
Dirincikannya, wilayah yang terdampak banjir adalah Desa Waowala, Desa Tanjung Batu, dan Desa Amakaka yang berada di Kecamatan Ile Ape. Selain itu banjir bandang juga berdampak pada Desa Jontona, Desa Lamawolo, dan Desa Waimatan yang berada di Kecamatan Ile Ape Timur.
“Data terakhir yang berhasil dihimpun per-pukul 19.00 WIB, korban meninggal dunia sebanyak 11 orang. Selain itu, dilaporkan 16 orang warga masih dinyatakan hilang,” ujarnya.
Hingga kini BPBD Lembata masih melakukan pendataan terkait kerugian materil yang disebabkan oleh banjir bandang tersebut. Sementara itu, jalan akses menuju Kecamatan Ile Ape Timur masih terputus sehingga belum bisa dilakukan pendataan. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Lembata terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan kegiatan penanganan pascabanjir bandang. Tempat pengungsian sementara juga sudah disiapkan bagi warga terdampak.
Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 3 – 9 April 2021. BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca periode 4 – 6 April 2021. “Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang,” tegasnya seraya menambahkan, BNPB terus mengimbau warga untuk selalu siaga dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tersebut.
BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021. “Hingga hari ini, Senin (5/4), BNPB menerima informasi terkini dampak bencana di beberapa wilayah NTT,” jelasnya.
Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4), pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike. “Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis,” terangnya.
Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
“Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur,” paparnya.
Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. “Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat,” terangnya sembari menambahkan, peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4), pukul 01.00 waktu setempat atau Wita.
Wilayah Lain yang Terdampak
Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, pada Minggu (4/4), pukul 10.00 Wita. Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat. Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir tersebut. Keempat kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu. “BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak,” paparnya.
Kejadian lainnya melanda Kota Kupang, NTT, berupa angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang. Perkembangan pada Minggu (4/4), pukul 19.00 WIB, beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem. “Sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak. Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang,” paparnya.
BPBD Kota Kupang bersama dinas terkait lain telah melakukan upaya penanganan darurat di lokasi bencana. BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada. Desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung). Dampak dari insiden angin kencang terdiri 6 KK terdampak dan 1 luka berat. Sedangkan kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.
Kirim Bantuan Logistik, Terkendala Cuaca
BNPB melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan mengirimkan bantuan guna meringankan beban bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang terjadi pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA.
Adapun rincian jenis bantuan yang dikirimkan berupa; makanan siap saji sebanyak 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, alat tes cepat antigen 10.000 unit, masker kain 1.000 lembar dan masker medis 1.000 lembar.
Bantuan tersebut dibawa bersama rombongan Kepala BNPB Letjen TNI Dr (H.C.) Doni Monardo yang bertolak ke Flores Timur pada Senin (5/4) pagi. Kemudian beberapa sisanya dikirimkan secara bertahap pada hari yang sama menggunakan ekspedisi udara. “Bersama dengan pesawat juga ada barang-barang logistik yang dibutuhkan seperti selimut, makanan siap saji hingga obat-obatan,” jelas Doni.
Hingga hari ini, kendala yang dihadapi adalah akses transportasi menuju titik lokasi kejadian hanya dapat dicapai menggunakan moda penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Jaringan komunikasi dan internet dilaporkan juga tidak stabil sehingga menyulitkan tim lapangan dalam pelaporan kondisi terkini.
Sementara itu otoritas penyeberangan setempat memberikan peringatan berupa larangan pelayaran karena faktor cuaca buruk seperti hujan dan gelombang tinggi. Adapun proses evakuasi korban yang tertimbun lumpur juga masih terkendala karena medan dan faktor lain di lapangan.
Doni Monardo beserta rombongan melanjutkan perjalanan dari Maumere menuju Larantuka melalui jalur darat setelah terkendala cuaca dan pesawat dilarang terbang. Adapun jalur darat tersebut akan ditempuh kurang lebih selama tiga hingga lima jam, tergantung kondisi jalan dan cuaca.
“Seharusnya sekarang akan terbang lagi ke Larantuka setelah refueling namun cuaca di Larantuka tidak memungkinkan. Sehingga kami putuskan menggunakan rute jalur darat,” jelas Doni di Bandara Maumere, NTT, Senin (5/4).
Tak hanya berhenti di situ saja, perjalanan yang harus ditempuh Doni Monardo bersama rombongan untuk mencapai titik lokasi banjir bandang yang menewaskan 44 orang itu juga masih akan menghadapi kendala hal lain yakni penyeberangan laut menuju Pulau Adonara.
Menurut informasi dari otoritas pelabuhan penyeberangan setempat, cuaca buruk masih berpotensi terjadi sehingga pelayaran belum sepenuhnya dapat dilakukan. Kendati mengalami berbagai kendala, namun Doni akan tetap melanjutkan misi kemanusiaan tersebut, tentunya dengan menunggu kepastian cuaca dari otoritas.
“Penyeberangan akan melihat situasi apakah masih bisa menyeberang hari atau tidak, kalau tidak maka kami akan menunggu sampai cuaca bagus,” kata Doni.
Dalam rangka percepatan dan penanganan bencana banjir bandang di Flores Timur, Doni juga membawa beberapa bantuan yang akan diserahkan. Bantuan itu dibawa Doni langsung dari Jakarta bersama pesawat yang ditumpanginya.
“Bersama dengan pesawat juga ada barang-barang logistik yang dibutuhkan seperti selimut, makanan siap saji hingga obat-obatan,” jelas Doni.
Turut beserta rombongan, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Anggota DPD RI Yorrys Raweyai dan Angelius Wake Koko, Perwakilan Kementerian/Lembaga terkait dan pejabat serta staf BNPB.(red)



