- Turunkan Stunting, Disdik PALI Gelar Bimtek Olah Gizi dan Pola Asuh Anak
- Perjalanan Kereta Api Jakarta–Surabaya Sempat Terkendala akibat Banjir Grobogan
- Turunkan Angka Kematian Ibu, Kuatkan Peran PKK di Daerah
- Komitmen Tegakkan Disiplin, Hukum, dan Tata Tertib Prajurit TNI
- Terendus Korupsi Distribusi Semen, Kantor "Sang Tiga Gajah" Digeledah Jaksa
Luapan Sungai hingga Alih Fungsi Lahan Jadi Penyebab Banjir
# Sebanyak 2.970 Rumah di Pasuruan dan 1.900 Rumah di Gerobogan Terendam
JAKARTA, SIMBUR – Kurang lebih 2.970 rumah terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 50-80 sentimeter di Pasuruan, Jawa Timur. Banjir terjadi sejak Jumat (2/4) pukul 17.00 WIB.
“Hal diakibatkan oleh meluapnya tiga sungai meliputi; Sungai Wrati, Sungai Patuk dan Sungai Kedung Larangan, setelah sebelumnya terjadi hujan deras,” ungkap Dr Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (3/4).
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, lanjut Raditya, banjir berdampak pada 11.880 jiwa yang tinggal di tiga wilayah kecamatan. “Sebanyak 65 jiwa terpaksa mengungsi di rumah ibadah dan gedung sekolah atas peristiwa tersebut,” terangnya.
Wilayah yang terdampak meliputi Desa Gempol, Jalan Raya Gempol (Viaduk) dan Desa Ngasem di Kecamatan Gempol. Kemudian Desa Kedung Ringin, Desa Pagak dan Desa Cangkring Malang di Kecamatan Beji. Selanjutnya Desa Kalianyar, Desa Tambakan dan Desa Kalirejo di Kecamatan Bangil.
“Menurut laporan per Sabtu (3/4), banjir berangsur-angsur surut dan pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing,” papar Raditya.
Diketahui, genangan air dengan TMA 20-50 sentimeter masih terpantau di beberapa titik dan total rumah yang masih terendam. Meliputi 1.350 unit di Kecamatan Beji dan 700 unit di Kecamatan Gempol.
Banjir Bandang Grobogan
Sementara itu, banjir bandang menerjang dua desa di Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (31/3) pukul 23.30 WIB. Berdasarkan laporan dari kaji cepat sementara yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, peristiwa itu dipicu oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Klambu dan sekitarnya sejak pukul 20.30 hingga 23.30 WIB.
“Hujan mengguyur wilayah wilayah Kecamatan Klambu dan sekitarnya pada jam 20.30 – 23.30 WIB,” ungkap Kalaksa BPBD Kabupaten Grobogan Endang Sulistyoningsih.
Selain hujan deras, lanjut dia, kondisi lahan perbukitan yang telah beralih fungsi dari hutan heterogen menjadi areal persawahan tanaman musiman menjadi faktor yang diduga menyebabkan bencana tersebut.
Adapun dampak dari banjir bandang tersebut, sedikitnya ada 1.900 rumah warga, 3 kantor pemerintahan, 4 sekolah, 1 pondok pesantren, 2 masjid dan 12 musala terendam air dengan Tinggi Muka Air (TMA) 40-200 sentimeter di Desa Klambu.
Kemudian ada sebanyak 500 rumah warga terendam genangan air dengan Tinggi Muka Air (TMA) 40-150 sentimeter di Desa Penganten. Menurut pendataan sementara, ada kurang lebih 20 rumah yang mengalami kerusakan di wilayah itu.
Menurut laporan yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (1/4) pukul 21.15 WIB, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. “Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa,” ujar Endang.
Warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Banjir juga telah surut namun beberapa titik lokasi masih tertutup timbunan material lumpur dan sisa pohon yang tumbang.
BPBD Kabupaten Grobogan bersama pihak terkait membantu melakukan pembersihan lumpur termasuk puing yang terbawa banjir bandang dan juga melakukan perbaikan kerusakan. Mengingat keterbatasan waktu dan alat serta tenaga, maka upaya tersebut dilanjutkan pada esok hari. “Pembersihan sekolah dan ponpes akan dilanjutkan,” ungkap Endang.(red)



