- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Bentuk Relawan Pilkada Sehat
PALEMBANG, SIMBUR – Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Kekhawatiran terhadap penularan Virus Corona terjadi di tengah masyarakat. Di Indonesia, 575.796 korban telah terpapar pada Minggu 6 Desember kemarin. Data tersebut harus membuat masyarakat berhati-hati terhadap virus ini.
Melihat kondisi ini, Perkumpulan Gerakan Kebangsaan membentuk Relawan Pilkada Sehat dengan menggelar acara bertajuk “Pilkada Sukses, Terapkan Prokes. Masyarakat Sehat, Demokrasi Sehat”. Senin, 7 Desember 2020. Kegiatan berlangsung di Bundaran Patung Kuda, Jakarta.
Sekretaris Jenderal Perkumpulan Gerakan Kebangsaan, Riyan Hidayat mengatakan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka kampanye budaya mencegah penularan Covid19 khususnya pada gelaran Pilkada 9 Desember mendatang. “Teman-teman dengan berpakaian adat dari 34 provinsi dan menggunakan bahasa daerah masing-masing mengajak masyarakat untuk membudayakan protokol kesehatan dalam kesehariannya. Terlebih daerahnya yang sedang melaksanakan pilkada,” ucap Riyan.
Pihaknya memandang bahwa untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan akan sulit apabila dilakukan hanya dengan pendekatan penegakan hukum. “Indonesia memiliki beratus ragam budaya, adat istiadat, serta bahasa. Oleh karena itu, Relawan Pilkada Sehat melaksanakan kegiatan ini dengan melakukan kampanye pendekatan budaya. Khususnya menjelang Pilkada Serentak 2020. Masyarakat harus terus diajak bersama membudayakan protokol kesehatan, dan bukan justru membudayakan pendekatan hukum yang cenderung memaksa,” ungkap mantan Ketua BEM UIN Jakarta ini.
Ditengah perekonomian masyarakat yang masih terpuruk akibat pandemi, pendekatan hukum justru hanya akan memantik emosi publik sehingga menghadirkan gesekan bahkan clash antara masyarakat dan negara. “Rajin mencuci tangan, mengenakan masker, serta disiplin menjaga jarak harus membudaya dan membumi ditengah masyarakat dengan penuh kesadaran, bukan paksaan. Semua harus siap menjadi suri tauladannya,” tutup Riyan.(rel)



