- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Bukan Hanya Pemadaman, Biaya Pencegahan Juga Dianggarkan
PALEMBANG, SIMBUR – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus melakukan upaya antisipasi meluasnya jumlah titik api (hot spot) yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Khususnya di kabupaten/kota yang memiliki lahan gambut mudah terbakar seperti Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Muara Enim, Banyusian dan Musi Banyuasin.
Sebagai bentuk keseriusan dalam hal pencegahan karhutla, Gubernur Sumsel H Herman Deru melakukan rapat koordinasi (rakor) bersama seluruh instansi terkait sekaligus mendengar paparan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel, Iriansyah di Kantor BPBD Provinsi Sumsel di Palembang, Jl Gubernur H Asnawi Mangku Alam Kelurahan Talang Betutu Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Senin (5/8).
Kedatangan Gubernur guna mengecek personel dan peralatan terkait kegiatan penanggulangan Karhutla di wilayah Sumsel melalui sistem pemantau karhutla yang ada di Posko Karhutla Sumsel. “Intinya setelah kita cek pelaksanaan penanggulangan Karhutla, semua pihak akan dilibatkan dalam upaya pencegahan Karhutla. Koordinasinya secara terpadu dan diupayakan tahun ini untuk pencegahannya lebih sedini mungkin, patroli kita tingkatkan dengan berkoordinasi pada dinas terkait,” kata Gubernur.
Dijelaskan Gubernur, total lahan gambut di Sumsel mencapai 1.270.041 hektare yang tersebar di Kabupaten Musi Rawas, Pali, Muara Enim, Muratara, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. “Kondisi ini menjadikan Provinsi Sumsel siaga karhutla saat musim kemarau,” ungkap Herman Deru.
Masih kata Gubernur, maraknya terjadi karhutla di beberapa daerah di Sumsel tersebut lebih dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya kondisi cuaca panas dan tiupan kencang. Kondisi lahan yang kering di lahan gambut menjadi rawan terbakar. Sementara perilaku masyarakat lalu lalang membuang puntung rokok juga sulit dikontrol. “Untuk menanggulangi karhutla di Sumsel tahun-tahun mendatang, bukan saja akan menganggarkan APBD untuk pemadaman, melainkan berikut anggaran pencegahannya,” tambah Gubernur.
Sementara, untuk lahan yang sudah terlanjur terbakar di Kabupaten Ogan Ilir Herman Deru telah menginstruksikan Bupati Ogan Ilir untuk menginventarisir lahan tidak produktif milik warga agar dijadikan lahan produktif yang pembiayaannya ditanggung Pemprov Sumsel.
“Kita harus mendapat informasi yang real time untuk pemadaman. Informasi akurat, infrastruktur yang kuat, SDM siap. Besok saya intruksikan Asisten I didampingi oleh Danrem untuk menemui Bupati Ogan Ilir agar diinventarisir lahan yang tidak produktif milik warga, untuk diproduktifkan lahan tersebut, kita punya program Serasi,” terangnya.
Program Serasi, imbuh dia, akan lebih efektif dalam menjadikan Sumsel Lumbung Pangan Nasional sekaligus menekan terjadinya kebakaran disaat musim kemarau. Karena Serasi merupakan Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).
“Program Serasi bertujuan agar lahan rawa bisa produkif. Untuk mengolah lahan itu, Saya minta khususnya untuk Ogan Ilir lahan-lahan terbengkalai sejak dulu, bikin gerakan khusus produktifkan lahan tanpa biaya pemilik lahan,” tambahnya sebari menyebutkan lebih baik mencegah dari pada memadakamkan kebakaran harena biayanya jauh lebih mahal untuk itu dia minta keterlibatan masyarakat.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel Iriansyah dalam paparannya menyebutkan, telah terjadi peningkatan data hotspot yang cukup signifikan terpantau dari aplikasi “ Lapan Fire” dimana ditandai dengan peningkatan kejadian kebakaran khususnya di wilayah Kabupaten Ogan Ilir.
“Ogan Ilir merupakan wilayah lahan rawa yang mulai mengalami kekeringan seiring masuknya puncak musim kemarau. Untuk lahan gambut seperti di OKI dan Muba saat ini masih relatif aman, walau kondisi permukaan air pada lahan gambut sudah mulai menyusut drastis,” ungkapnya.
Secara rinci Iriansyah mengatakan, data luas karhutla yang berhasil dikalkulasikan oleh tim gabungan pemadaman darat seluas 257,9 ha dengan rincian Kabupaten Ogan Ilir seluas 121,15 ha, Kabupaten Banyuasin 6 ha, Kabupaten Pali 57,75 ha, Kabupaten Lubuk Linggau 0,5 ha, Kabupaten Muba 4 ha, dan Kabupaten OKI 68,5 ha.
“Lokasi kebakaran luas dan tersebar pada beberapa lokasi, sulit dijangkau dan merupakan lahan gambut apalagi kebakaran di malam hari. Kendala karhutla juga disebabkan masih ada lahan yang belum jelas status atau tidak dikelola sehingga rawan terbakar,” pungkasnya.
Sementara itu, Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penanggulang Karhutla Provinsi Sumsel mengatakan, semua peralatan dan perlengkapan Karhutla siap pakai termasuk personel juga siap bergerak bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran. “BPBD Sumsel terus berupaya dan berusaha untuk meminimalisir munculnya titik panas (hotspot). Harapan kami tahun ini kita lebih tingkatkan koordinasi untuk upaya pencegahan karhutla. Demikian juga Posko-Posko di tingkat kabupaten/kota maupun di kecamatan selalu siaga,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Korem 044/Gapo Mayor Kav Delvi Marico, S.E. selaku Komandan Sub Satgas Darat melakukan patroli udara guna melihat langsung dan cross check dengan satelit Lapan terkait kondisi Karhutla di wilayah Sumatera Selatan. (kbs)



