Mahasiswa Perlu Teladani Sikap Entrepreneur Nabi Muhammad

PALEMBANG, SIMBUR – Ribuan jemaah antusias membanjiri Academic Center Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Jumat (23/11) sekitar pukul 13.00 WIB. Kehadiran jemaah dari kalangan mahasiswa dan masyarakat tak lain untuk menyaksikan tausiyah dan tablig akbar dari Ustaz Abdul Somad Lc Ma (UAS).

Pantauan di lapangan, banyaknya orang yang hadir pada acara tersebut membuat gedung tersebut tidak dapat menampung seluruh jemaah. Karena itu, banyak jemaah yang ricuh dan memaksa untuk masuk. Antrean panjang dan salingĀ  berdesakan antarjemaah pun terjadi. Itu karena kapasitas gedung yang hanya cukup 4.000 orang dipaksa menampung 8.000 jemaah. Akibatnya, sejumlah jemaah perempuan pingsan karena saling berdesakan.

Dalam tausiyahnya pada tablig akbar kali ini, UAS mengajak jemaahnya, khususnya kawula muda untuk meneladani sikap Nabi Muhammad saw. “Saya diundang ke sini dalam acara Maulid Nabi. Siap ikut nabi?” seru UAS disambut riuh jemaah.

UAS menyeru mahasiswa agar bisa mandiri dan tidak lagi meminta uang kepada orang tua. Hal itu, menurut UAS, telah dicontohkan Nabi Muhammad saw. “Nabi Muhammad saw tidak pernah minta duit sama ayahnya,” ungkapnya sembari mengimbau, “Mahasiswa pun jangan suka minta duit lagi. Tidak apa minta duit kepada orang tua asal jangan kurang ajar,” jelasnya.

UAS memberi solusi bagi mahasiswa bagaimana caranya agar tidak minta uang lagi kepada orang tua. Dia memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha (entrepreneur) selain menuntut ilmu di bangku kuliah. “Mahasiswa diajarkan entrepreneur. Yang pandai buat (pempek) kapal selam, lanjutkan. Yang pandai buat popyam, lanjutkan. Tidak apa ke kampus bawa bakwan (untuk dijual),” paparnya diiringi sorak mahasiswa.

Dilanjutkan UAS, mengapa mahasiswa harus berwirausaha? Karena menurut dia, mahasiswa harus meneladani Nabi Muhammad saw itu kaya. “Nabi Muhammad saw menikah dengan Siti Khodijah maharnya 20 ekor unta ditambah beberapa perhiasan. Kalau dihitungĀ  dengan hukum ekonomi Islam maharnya ditaksir sekitar Rp1 miliar,” tegas UAS seraya mengingatkan agar mahasiswa juga tidak perlu pacaran namun langsung menikah jika sudah ketemu jodohnya tapi sekarang fokus kuliah dulu. Kalau mahasiswa sudah sukses, lanjut UAS, jodohnya pasti akan datang sendiri.

“Tapi jangan karena tausiyah saya, ibu-ibu di Palembang lantas menaikkan mahar anak perempuannya. Karena perempuan yang baik itu maharnya murah (tidak mahal dan sesuai kemampuan laki-laki),” tegasnya.

Niken Febriani, mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang merasa kagum setelah mendengar tausiyah UAS. Untung saja dirinya tidak cepat-cepat minta dinikahkan oleh orang tuanya. Niken pun rela berdesakan dengan jemaah lain hanya untuk menyaksikan tablig akbar UAS. “Acara itu diadakan sangat bagus, terutama untuk mahasiswa. Sangat bermanfaat untuk saya dan juga teman lainnya. Ustaz Abdul Somad itu sangat menginspirasi saya,” ungkap Niken.(cja04)