- Tutup Latsarmil 2025, Pangdam II/Sriwijaya: Komcad Wujud Nyata Sishankamrata
- Berbagai Penghargaan Diberikan saat HPN 2026, Hadiah Lebih Rp500 Juta
- Sebanyak 23 Orang Hilang akibat Banjir Bandang di Nduga
- KH Ma’ruf Amin Resmi Pimpin Dewan Penasihat SMSI
- Orasi Ilmiah di Unsri, Mendagri Tito Karnavian Sebut Kekuatan Riset Perguruan Tinggi Dukung Indonesia Emas 2045
Jembatan Sumsel-Babel di OKI Mirip Suramadu
PALEMBANG, SIMBUR – Rencana pembangunan jembatan Babel-Sumsel sepanjang 13,5 kilometer yang telah digagas sejak dua tahun lalu bakal terealisasi. Hal ini ditandai dengan telah ditandatanganinya MoU perpanjangan kerja sama pembangunan jembatan tersebut oleh Gubernur Sumsel dan Gubernur Babel. Penandatanganan MoU berlangsung pada Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD di Auditorium Bina Praja, Selasa (13/11).
“Dua tahun lalu sudah ada MoU Babel, ini diperpanjang lagi dan sudah saya setujui Jembatan Selat Bangka yang tembus ke OKI mirip seperti Suramadu. Saya sepakat ini digabungkan karena pasti menguntungkan,” ujar Gubernur.
Menurut Herman Deru, proyek investasi ini sudah banyak yang melirik bahkan terakhir ada informasi ada investor Cina yang tertarik masuk. “Biar terealisasi bila perlu saya sama Gubernur Babel akan menghadap Presiden supaya ini ada Perpres,” tegasnya.
Demikian halnya diungkap Wakil Gubernur Mawardi Yahya saat menerima kunjungan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan. Mawardi menyatakan bahwa Provinsi Sumatera Selatan serius dalam meningkatkan akses transportasi antara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tak hanya melalui jembatan tapi juga melalui Pelabuhan Tanjung Api-api.
“Pak Gubernur sudah kunjungan ke Tanjung Api-api, informasi yang saya dapat bahwa keberadaan pelabuhan yang lama ini beliau ingin itu dioptimalkan,” jelas Mawardi.
Mawardi Yahya juga sependapat bahwa dengan adanya kemudahan akses transportasi ini dapat mempermudah pengiriman barang agar langsung ke tujuan tanpa harus transit dari daerah lain sekaligus dapat meningkatkan pendapatan. Wagub sangat menyayangkan dengan adanya proses pengiriman barang saat ini banyak yang tidak langsung terkirim ke tujuan karena transit, selain akan mengakibatkan proses pengiriman yang lama juga dapat meningkatkan cost yang lebih tinggi.
“Contoh dalam pengiriman bawang putih dari Medan, dikirim bawang putih melalui Belawan, dari Belawan baru kesini, nah kenapa tidak langsung, ini kan hanya akan membuat cost menjadi tinggi dan daerah yang menjadi tempat transit mendapat untung,” ujarnya.
Mawardi Yahya dalam kesempatan pertemuan tersebut juga menambahkan bahwa Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus menjadi satu baik dalam kebijakan maupun dalam menghadapi kebijakan dari pusat. “Sumsel dan Babel harus menjadi satu, satu sinkron dalam suatu kebijakan maupun dalam menghadapi suatu kebijakan dari pusat,”ujarnya.
Kaitannya dengan pelabuhan, Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djoha mengatakan akan membangun satu dermaga lagi di Kepulauan Bangka Belitung. “Terkait pelabuhan, pelabuhan yang ada sekarang ditingkatkan. Sekarang Babel Insya Allah akan membangun satu dermaga, tapi dermaga yang dibangun untuk tambahan bangka belitung ini yang ada di Mentok, tapi tidak bisa terkoneksi kalau misalnya sisi yang di TAA nggak dibangun, jadi harus dibangun,” ujarnya.
Adapun kerjasama yang diharapkan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung ini menuturkan diantaranya adalah tentang kebutuhan sayur mayur yang tidak tercukupi di Kepuluan Bangka Belitung.
“Contohnya Sumatera Selatan penghasil komoditas sayur mayur, selama ini kebutuhan untuk hotel karena Bangka Belitung merupakan daerah pariwisata itu kebanyakan dari Bogor. Itu kan jauh kenapa nggak dari Sumsel kan dekat. Saya yakin ongkos transportasinya lebih murah dan mutunya lebih terjangkau karna waktu pengirimannya lebih cepat juga termasuk seperti ayam, sapi dan lain sebagainya,”ujarnya.
Selain itu melihat kekayaan Kelapa sawit yang berlebih di Babel namun pabrik yang mengolah sedikit Erzaldi juga mengharapkan agar kerja sama komoditi kelapa sawit juga bisa terjalin. “Nah terus kami kelebihan sawit, tapi pabrik kurang. Sawit bisa dikirim ke sini (sumsel) harganya kan masih bisa bersaing,”ujarnya.
Sebelumnya Erzaldi mengatakan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat kurang dalam pembenihan budidaya ikan air tawar. “Pembenihan ikan laut pun masih kurang apalagi ikan air tawar yang memang keunggulan dari Sumatera Selatan. Anehnya gini, Patin berkembang di Babel, tapi rasa patin dari Sumsel beda. Orang cenderung beli dari Sumsel, ini kan masalah jadi perlulah belajar. Bagaimana sesama antara Babel dengan Sumsel ini dapat saling mengisi. Lebihnya Babel dapat diisikan ke Sumsel, lebihnya di Sumsel diisike Babel,” terang Erzaldi Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.
Kerjasama yang ingin dibentuk agar mampu menciptakan kekuatan ekonomi yang baru bagi kedua provinsi ini adalah erat kaitannya dengan sektor pertanian atau perkebunan serta perikanan dan didukung dengan mempermudah suatu akses transportasi. Terkait dengan akses kemudahan dalam transportasi Erzaldi berharap agar kerjasama pembangunan Sumatera dan Bangka dapat di perpanjang kemudian untuk di tindaklanjuti dan di impelementasikan.
“Jadi kami datang untuk bersilaturahmi kepada Gubernur sambil mengucapkan selamat kepada beliau, dan bermaksud memperpanjang kerjasama pembangunan jembatan Sumatera-Bangka yang kemarin sudah ditandatangani sebelumnya. Kami ingin bahwa kerja sama ini terus di tindaklanjuti dan di impelementasikan dengan segera,”ujar Gubernur Bangka belitung Erzaldi Rosman Djohan.
Erzaldi menambahkan bahwa kebijakan yang akan dibuat bersama ini akan lebih didapatkan lagi suatu nilai tambah efisiensinya apabila pemerintah sebagai pembuat regulasi itu sama-sama paham apa yang harus di kemas untuk mempermudahkan kerja sama ini.
“Kesepakatan seperti ini untuk lebih memperlancar, ini harus dibuat suatu kebijakan baik kebijakan pemerintah provinsi sumatera selatan maupun pemerintah provinsi Babel. Karena dengan kebijakan yang dibuat bersama ini akan lebih di dapatkan lagi suatu nilai tambah efisiensinya, akan terjadi karna pemerintah sebagai pembuat regulasi itu sama-sama paham apa yang harus di kemas untuk mempermudahkan kerja sama ini. Yang bekerja sama kan Business to business tetapi harus di awali dulu dengan payung Goverment,” tambahnya.(kbs)



