Seni Jadi Gaya Hidup

PRABUMULIH, SIMBURNEWS – Walau jauh dari gegap gempita kesenian seperti di kota-kota besar, namun ternyata masyarakat Prabumulih menempatkan kesenian sangat erat dengan kehidupan sosialnya. Kesenian yang terkolektif dalam wadah sanggar seni, ternyata bisa dikatakan menjadi tren bahkan lifestyle.

Kepada Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Prabumulih, Rusli Priadji saat ditemui Simbur di ruangannya, Rabu (21/2), mengatakan antusiasme warga khususnya para orang tua terhadap kesenian, sangatlah tinggi. Apalagi, bagi yang memiliki anak, ikut dalam sanggar seni anak menjadi salah satu prioritas orang tua terhadap anaknya.

“Masyarakat sangat antusias dengan perkembangan seni budaya di Prabumulih. Bahkan, bisa dikatakan seni budaya menjadi tren dan lifestyle (gaya hidup) masyarakat di sini. Contohnya, besarnya animo para orang tua untuk memasukkan anak-anaknya ke sanggar anak. Mereka berlomba-lomba untuk masuk ke sanggar seperti sanggar Tosanda dan Bungarang,” ungkapnya.

Uniknya, masalah justru datang dari antusiasme itu. Mas Pri sapaan akrab Rusli Priajdi mengaku kesulitan untuk mengimbangi animo masyarakat yang begitu tinggi. “Kami kesulitan terkait anggota karena banyak orang yang mau bergabung, namun tidak mampu ditampung oleh sanggar seni yang ada. Tidak mungkin dalam satu sanggar itu menampung banyak anggota. Kami bingung sendiri mengatasinya,” ungkapnya tertawa.

Tidak ketinggalan sekolah-sekolah dari tingga SD sampai SMA, juga sudah memiliki sanggar seni, untuk mendukung materi ekstrakurikuler (ekskul). “Salah satu faktor mengapa sekolah berlomba-lomba untuk mengembangkan sanggar seninya, karena capaian prestasi tingkat Provinsi yang sering didapatkan. Salah satunya adalah SMAN 2 Prabumulih yang menjadi juara satu pada festival teater pelajar yang diadakan oleh SMA PGRI Palembang beberapa waktu lalu,” ucapnya bangga dengan prestasi tersebut.

Selain itu, sarana prasarana kesenian di Prabumulih terbilang sudah lengkap. Bahkan, jika ada yang ingin membuat pertunjukan tetapi tidak memiliki dana, kegiatan itu masih bisa dilaksanakan. “Selain itu, Prabumulih juga termasuk daerah yang memiliki banyak komunitas seni. Sehingga, kami berencana untuk melakukan pendataan,” kata mas Pri.

Terkait anggaran kesenian kata mas Pri, pada prinsipnya semua daerah sama. Apalagi dengan kondisi defisit anggaran di seluruh wilayah Indonesia saat ini. Hanya saja lanjutnya, sejak dulu seniman Prabumulih tidak berpatokan pada anggaran dari pemerintah. Caranya, mereka mencari bantuan dari pihak sponsor.

“Kebanyakan mereka memang sudah mandiri. Kemandirian tersebut secara tidak langsung terbentuk karena seni budaya di Prabumulih terbilang sudah maju,” lanjutnya.

Untuk diketahui, sudah beberapa kali kelompok teater yang ada di Prabumulih menjadi juara di tingkat Provinsi. Selain itu, masih ada beberapa prestasi membanggakan yang sudah diraih oleh putra daerah di bidang seni. Diantaranya, Mario KDI di bidang vokal dan Tiara Ramandani (Rara) yang berhasil menjadi wakil Sumatera Selatan di kontes Liga Dangdut yang ada disalah satu TV nasional. (mrf)