- Sumur Minyak Rakyat Dilegalkan, Menteri Bahlil: Sudah Ada sebelum Indonesia Merdeka
- Sidang Uji Materi Undang-Undang Pers, Pertegas Perlindungan Wartawan
- Delapan Sukontraktor Ancam Bongkar RSUD Sekayu
- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan OKI Sukses Gelar Festival Literasi 2025
- Jaksa Gadungan Jadi Tersangka
Korban Tewas akibat Banjir Jadi 18 Orang, Wapres Tinjau Lokasi Pengungsian di Bali

DENPASAR, SIMBUR – Situasi terkini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan atas banjir yang terjadi di tujuh wilayah Provinsi Bali sejak Selasa (9/9) malam. Genangan air di sejumlah titik Kota Denpasar dan enam wilayah lainnya mulai surut. Akses jalan utama perlahan kembali terbuka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD mengatakan, hingga saat ini, tercatat 18 korban tewas akibat banjir yang merendam Pulau Dewata.
“Bencana ini menimbulkan duka mendalam dengan 18 orang meninggal dunia. Dua orang masih dalam pencarian, 214 KK/659 jiwa terdampak (dalam pendataan) dan 185 jiwa mengungsi. Korban hilang masih terus dicari oleh Basarnas,” ungkap Muhari, Jumat (19).
Menurut Muhari, Tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus bergerak cepat membersihkan puing, memperbaiki fasilitas rusak, serta mengevakuasi warga yang masih terjebak. Bantuan logistik dari BNPB telah tersalurkan ke posko-posko pengungsian. Mulai dari kebutuhan pokok, selimut, pakaian, hingga perlengkapan sekolah darurat.
Warga yang sebelumnya terisolasi kini mulai mendapatkan pasokan bantuan dengan lebih lancar. “Di beberapa wilayah, perahu karet yang semula digunakan untuk evakuasi, kini lebih difokuskan untuk distribusi bantuan,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Bali, lanjut Muhari, memastikan masa tanggap darurat yang berlaku hingga 17 September 2025 akan difokuskan untuk pemulihan awal. Termasuk perbaikan jembatan, jalan rusak, dan tembok penyengker yang jebol. “Penanganan darurat dan pemulihan di wilayah terdampak masih berjalan dengan prioritas utama menyelamatkan korban, memberikan bantuan logistik, serta memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir besar ini,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Gibran Rakabuming dalam rangka peninjauan pascabanjir yang melanda wilayah Provinsi Bali pada Jumat (12/9). Wapres Gibran meninjau dua pos pengungsian, yaitu Banjar Tohpati dan Banjar Sedana Mertha Ubung yang berada di Kota Denpasar.
Wapres pun menyapa dan berdialog dengan para warga terdampak banjir, tak lupa dirinya menyampaikan turut berduka dan memberikan motivasi agar warga tetap semangat menjalani hari-hari ke depan setelah terdampak banjir. “Bapak dan Ibu tenang semua, nanti akan dibantu oleh pemerintah,” ucap Wapres Gibran.
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan kepada warga bahwa penanganan terus dilakukan kolaborasi semua pihak mulai dari pusat hingga daerah. “Nanti yang rumah dan toko yang rusak akan diperbaiki,” ujarnya.
Kemudian, Wapres Gibran turut mengapresiasi upaya penanganan darurat yang dikoordinir Kepala BNPB yang sejak hari pertama terjadi banjir telah tiba di Bali. “Terima kasih sekali kepada Kepala BNPB dan forkopimda,” tutup Wapres.
Selain meninjau pos pengungsian, rombongan turut mengunjungi rumah korban yang meninggal dunia dan meninjau Pasar Badung yang sampai saat ini masih dalam proses pembersihan dari sisa material banjir dan penyedotan tempat parkir basement.
Kondisi Pasar Bandung per hari ini tim gabungan telah berhasil menguras air yang merendam basement 1 dan akan meneruskan pengurasan di basement 2 dengan ketinggian muka air hampir mencapai 2 meter. Selain itu sebanyak 2 kendaraan roda empat dan 43 motor berhasil dievakuasi keluar dari basement.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB menyatakan kehadiran Wapres Gibran sebagai perintah Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah selalu hadir. “Sejak 10 September 2025, saya diperintah oleh Presiden Prabowo Subianto untuk segera datang ke Bali, melakukan langkah-langkah penanganan. Hari ketiga ini ditandai dengan kedatangan Wakil Presiden,” kata Suharyanto.
Selanjutnya, Suharyanto mengungkap pengkinian situasi bahwa seluruh banjir sudah surut dan proses penanganan bencana banjir masih terus berupaya melakukan yang terbaik bagi masyarakat yang terdampak. “Untuk banjir di Bali yang tanggal 10 sangat masif diberitakan. Sekarang dinyatakan selesai tidak ada lagi genangan air dimanapun. Pengungsi seluruh Bali tinggal 185 orang dan itupun kalau malam tinggal di titik pengungsian, siang kembali ke rumah masing-masing untuk bersama satgas gabungan membersihkan rumahnya,” ungkapnya.
“Proses pembersihan kita lanjut ke tahapan rehabilitasi rekonstruksi. Semua kebutuhan masyarakat ini dibantu secara kolaborasi antara pemerintah kota kabupaten dan pemerintah provinsi serta pemerintah pusat lewat BNPB dan kementerian lembaga terkait lainnya,” tutur Suharyanto.
Menindaklanjuti masih adanya korban yang dilaporkan hilang, Kepala BNPB menegaskan tim gabungan terus berupaya pencarian secara maksimal. “Satgas gabungan akan tetap mencari korban hilang, _golden time_ dalam pencarian korban itu enam atau tujuh hari,” pungkasnya.(red)