Optimalisasi Lahan Kunci Sukses Swasembada Pangan

PALEMBANG, SIMBUR – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Republik Indonesia (RI) Zulkifli Hasan mendorong  Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai andalan dalam mensukseskan Program Swasembada pangan di Indonesia. Hal itu diungkap Menteri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan di Griya Agung Palembang, Senin (13/5).

Zulkifli Hasan dengan tegas mengatakan rakor dimaksudkan untuk menyatukan langkah dan visi misi dalam menyukseskan di bidang pangan salah satunya untuk mensukseskan program swasembada pangan yang menjadi prioritas pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.

“Karena itu beberapa langkah  yang perlu dilakukan, semua  harus bergerak cepat dengan melakukan optimalisasi. Persoalan yang ada, baik irigasi, pupuk, dan lainnya. Termasuk membuka lahan baru sehingga nantinya kita  tidak impor lagi,” terangnya.

Untuk Provinsi Sumsel lanjut dia, lahan  yang disiapkan terbilang luas  hampir 500 ribu hektar. Apalagi Sumsel sebagai daerah lumbung pangan dan menjadi andalan. Karena itu dibutuhkan kerjasama semua pihak  dalam mencapai swasembada pangan baik beras, garam, jagung dan gula. “Kunci Sukses swasembada pangan itu optimalisasi lahan, Presiden sangat konsen hal ini,” ungkapnya.

Disisi lain Menko mengatakan untuk gabah harganya akan dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500, jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500. “Pada Tanggal 15 nanti Bulog akan membeli gabah dengan harga Rp6.500. Sementara jagung akan mulai dibeli pada bulan Februari dengan harga Rp5.500,” ucapnya.

Dia meminta kepada Gubernur, Bupati, Forkopimda dan pihak lainnya untuk mendukung program ini, mengingat masa panen tidak lama lagi. “Pada bulan Februari, Maret dan April puncaknya panen raya. Maka ini perlu dukungan kita semua,” tutupnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan Provinsi Sumsel memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.973.168 jiwa dengan luas wilayah 87.071.41 km2 yang terdiri dari 17 kabupaten dan kota.

Produksi beras Sumatera Selatan tahun 2024 sebanyak 1.635.610 ton dan konsumsi sebanyak 846.060 ton sehingga surplus sejumlah 789.550 ton (tertinggi sepanjang empat tahun terakhir). “Komoditas pangan lain yang sudah swasembada di Sumsel adalah ikan (budidaya dan tangkap) dan telur ayam ras.Produksi ikan (budidaya dan tangkap) tahun 2023 sebanyak 488.805 ton sedangkan jumlah kebutuhan (konsumsi) sebanyak 373.116,7 ton sehingga surplus sebanyak 115.688,3 ton,” ucapnya.

Sedangkan untuk Produksi telur ayam ras tahun 2024 sebanyak 145.359.158 kg. Jumlah konsumsi sebanyak 68.715.900 kg sehingga surplus 76.643.258 kg.

Selain itu Elen mengatakan kelebihan beras, daging dan telur ayam ras di kirim keluar Provinsi Sumsel antara lain ke Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bangka Belitung. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang masih kurang di datangkan dari Provinsi lain.

“Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan beberapa provinsi untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang masih kurang,” ucapnya.

Selain itu Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,9 persen yang merupakan terbesar ke 2 di Pulau Sumatera dan laju inflasi sebesar 1,87 persen (yoy) pada bulan Juli 2024, sedangkan angka kemiskinan masih 2 persen diatas nasional yaitu 10,97 persen.

“Pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga pemerintah mempunyai kewajiban memenuhi pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan,” terangnya.

Untuk menjaga dan meningkatkan produksi pangan di Provinsi Sumatera Selatan berbagai upaya telah dilaksanakan seperti, Percepatan Penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), percepatan Peningkatan Pangan dan Stabilisasi Pangan dan Harga Pangan, percepatan Peningkatan Tanaman Perkebunan dan Percepatan Pengembangan BUMD dan Pembiayaan Usaha UMK. Kemudian percepatan Pengembangan Transportasi dan Regional,Percepatan Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan dan Penguatan PUU serta Peningkatan Kemasyarakatan. Pengelolaan Isu Sosial dan

Disamping itu, penyelesaian beberapa isu tentang Inflasi, Pengentasan kemiskinan, Prevalensi stunting dan kekurangan gizi, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi tugas bersama, karena hal tersebut tidak hanya menjadi beban satu instansi saja, tentu kerja keras, koordinasi dan sinergi bersama seluruh pihak harus terus dilakukan.

“Disini telah di launching Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) yang difasilitasi OJK, BI, BPS dan semua yang terlibat dalam rangka percepatan peningkatan perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan termasuk mendorong peningkatan produksi pangan di provinsi Sumatera Selatan,” tutupnya.

Panen Raya di Banyuasin

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Meninjau Lahan Cetak Sawah dan Panen Raya di Desa Sri Menanti Kecamatan, Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, Senin (13/1) pagi.

Rombongan ini tiba sekitar pukul 09.15 wib. Tak menunggu lama, Menko dan Pj Gubernur Sumsel langsung melakukan panen raya bersama petani menggunakan mesin traktor di salah satu lahan sawah milik petani, Supiyo  di Desa Sri Menanti seluas 4 hektare.

Usai melakukan panen, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa kedatangannya kali ini ke Kabupaten Banyuasin tak lain untuk menyampaikan pesan Presiden RI Prabowo Subianto bahwa menjelang panen raya ini pemerintah menjaga agar harga beras tidak jatuh di bawah harga yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500/Kg.

“Ini poin penting pesan Presiden, kemarin malam jangan sampai panen, jelang panen raya tapi harganya jatuh di bawah harga yang ditetapkan pemerintah,” jelas Menko.

Saat ini lanjut Menko, panen sudah mulai dan diperkirakan puncak panen akan terjadi pada bulan Maret-April mendatang. Untuk menjaga harga tidak jatuh, saat ini sedang diselesaikan perjanjian antara Bulog dengan pabrik-pabrik padi yang ada di seluruh Indonesia. Dimana pabrik padi akan dibeli berasnya oleh bulog seharga Rp 6500/Kg.

Usai panen, rombongan Menko juga sempat menyapa para petani dan berbincang-bincang. Salah satu hal yang dikemukakan petani yakni soal irigasi sawah. Terkait irigasi Menko mengatakan agar petani tak perlu lagi khawatir karena secepatnya akan diselesaikan oleh pemerintah.(kbs/red)