Jelajah Toleransi Lewat Wisata Budaya, SimburSumatera.com Gelar Ekspedisi Jurnalistik Wangsa Warmadewa

# Usung Misi Kedelapan Astacita Presiden dan Wapres Prabowo-Gibran

DENPASAR, SIMBUR – Pemimpin Redaksi SimburSumatera.com, Muhammad Azhari melakukan ekspedisi jurnalistik pada 16-25 November 2024 di Pulau Bali. Ekspedisi Jurnalistik Wangsa Warmadewa: Selusur Budaya Toleransi Kerajaan di Walidwipa ini dilaksanakan dalam rangka Hari Toleransi Internasional (International Day for Tolerance) yang diperingati setiap tanggal 16 November.

Ekspedisi jurnalistik Wangsa Warmadewa bertajuk toleransi ini mengusung misi kedelapan Astacita Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Ada korelasi antara masyarakat dengan budaya toleransi dalam mewujudkan perdamaian dan keharmonisan hubungan masyarakat internasional, khususnya di Indonesia. Salah satunya dengan menggali nilai-nilai luhur budaya nasional serta kearifan lokal melalui penelusuran jejak sejarah dan warisan budaya Nusantara pada masa lalu sebagai investasi pengetahuan di masa depan.

Sehubungan dengan itu, kemajuan teknologi digital, termasuk perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) semakin membuka lebar akses informasi dan komunikasi masyarakat global. Semua orang, terutama para pemuda akan lebih banyak terhubung satu sama lain, baik di dunia nyata maupun maya. Apabila keberagaman di masyarakat, khususnya pemuda semakin meningkat, bahkan terus diimbangi dan dibekali pemahaman makna toleransi, maka keharmonisan dalam kehidupan manusia dan kemanusiaan akan selalu terwujud secara ilmiah dan alamiah.

Terkait itu, upaya pencegahan terus dilakukan semua elemen masyarakat guna mengantisipasi intoleransi yang berpotensi tumbuh pesat, menghindari ketegangan sektarian dan primordial yang memicu benih-benih konflik. Mencegah suburnya ekstremisme dan kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) besar-besaran, vandalisme seni dan sastra, serta penghapusan sejarah dan pembersihan budaya.

Toleransi diharapkan dapat membangun dan meningkatkan ketahanan bangsa terhadap ancaman perpecahan dari dalam dan luar negeri. Dapat dilakukan melalui promosi toleransi yang berkelanjutan. Di samping untuk menghargai keberagaman masyarakat.

Diketahui, toleransi adalah rasa hormat dan penghargaan terhadap kekayaan keragaman budaya dunia, bentuk-bentuk ekspresi, dan cara-cara sebagai manusia. Toleransi mengakui hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental orang lain. Sejarah Hari Toleransi Internasional baru diperingati masyarakat dunia pada 16 November yang ditetapkan oleh Unesco sejak 1995. Terkait itu, pers sebagai pilar keempat demokrasi (fourth estate) diharapkan mampu merawat toleransi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara menuju Indonesia Emas 2045.