Wujudkan Kawasan Hutan Kemampo Jadi Pusat Persemaian Modern

PALEMBANG, SIMBUR – Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo diluncurkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya pada 6 September 2022. Kementerian LHK telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 6 hektare di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo di Desa Kayu Ara Kuning,  Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Meski demikian, pusat bibit dan benih yang didukung APP Sinar Mas itu dikabarkan bakal menerapkan sistem persemaian modern dengan teknologi canggih. Hal itu diungkap Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Pandji Tjahjanto saat berkunjung ke pusat persemaian bibit milik grup Sinar Mas di lahan seluas sekitar 20 hektare yang terletak di Sungai Baung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Jumat (9/9).

“Jadi kami melihat untuk menambah wawasan, ilmu, dan pembanding. Di Hutan Kemampo, Banyuasin Sumsel sedang dibangun persemaian juga. Salah satunya kami merujuk di sini (pusat persemaian grup Sinar Mas) juga. Namun jenis tanaman berbeda,” ungkap Pandji kepada Simbur.

Rencana pusat persemaian di Hutan Kemampo, kata Pandji, lebih cenderung pada berbagai jenis tanaman. Akan tetapi, teknik dan peralatan mungkin masih mengacu pada pusat persemaian milik Sinar Mas. “Mengacu dan mudah-mudahan sama. Kalau di sini (pusat persemaian grup Sinar Mas) untuk memenuhi kebutuhan hutan tanaman indusri. Kalau di sana (Hutan Kemampo) untuk jenis tanaman yang tidak seragam. Lebih banyak jenisnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pandji menerangkan, kerja sama antara pemerintah dengan swasta telah ditandatangani. Berarti program pusat persemaian benih nasional di Sumatera Selatan sudah mulai dijalankan. “Sudah dilakukan penandatanganan nota kesepakatan Pembangunan Pusat Persemaian Kemampo,” ungkapnya.

Pandji menambahkan, pusat persemaian tersebut dapat memproduksi 10 juta batang bibit setiap tahun. Bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman MPTS endemik, tanaman estetika dan tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu. Di samping itu, lokasinya tidak terlalu jauh dari Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.

“Kapasitas pusat persemaian direncanakan 10 juta batang bibit per tahun. Lokasi pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo berada di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo. Letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Palembang,” ujarnya.

Diketahui, Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 (Forestry and Other Land Use) sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.

Pembangunan persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi diarahkan untuk mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan termasuk reklamasi areal/lahan bekas tambang. Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global (dengan isu pokok dan paling popular, yaitu berkaitan dengan sustainability, biodiversity dan sirkuler ekonomi juga dalam orientasi carbon offset.

Ada sebelas provinsi yang sedang memulai program tersebut, yakni Rumpin, Jawa Barat, Danau Toba, Sumut, Likupang, Sulut, dan Labuan Bajo, NTT. Kemudian, Mentawir-IKN, Kaltim serta Mandalika.Selanjutnya, Bali, Kalsel, Sumsel, Sultra dan Sulteng. Sementara, bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman endemik (Kasturi, Kapul, Ramania, Meranti, Ulin, Gaharu, dll), tanaman estetika (Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya, Tanjung dll), dan tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu/HHBK (Durian, Petai, Jengkol, Alpukat, Sawo, Kemiri, Sirsak dll). (tim)