Sawit Bernilai Ekonomis

BABAT TOMAN, SIMBUR –  Gencar membantu petani melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) tahun 2017 lalu. Kini Pemkab Muba melalui Wabup Muba Beni Hernedi SIp, berinovasi kembali. Menjadikan sampah sawit usai di-replanting, dapat diolah dan dimanfaatkan jadi produk bernilai ekonomis.

Dalam kunjungan  ke PT Pinago Utama, Desa Sri Mulyo, Kecamatan Babat Toman, dalam upaya demo mesin pengolah limbah batang kelapa sawit, dengan output bio energy, kemarin (18/3/21).

Turut hadir, Camat Babat Toman Emilia Afrianita SSTP MSi; Direktur Operasional PT RSA Technology Rudi Murod; Bio Teknition PT RSA Chandra; GM Kebun Karet PT Pinago Utama Andi Samosir, dan Joko petani pengolah Nira Batang Sawit menjadi gula merah.

PT Revorma Sagara Artha mempunyai teknologi pegolah batang sawit, menjadi sebuah produk briket bio energi dan bahan bakar. Beni meminta agar potensi sumber daya alam dan perkebunan itu, selalu memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

“Sebelum diolah menjadi bio energy dengan mesin ini. Masyarakat juga bisa membuat nira dari batang sawit yang direplanting, dapat dimanfaatkan menjadi gula merah. Hari ini kita mencoba bagaimana agar di Muba batang sawit itu dibuat gula merah. Setelah gula merah habis, kita menciptakan subuah produk biomassa, menjadi bahan bakar,” timbangnya.

Wabup Muba berharap kedepan akan ada kerjasama dengan PT Pinago Utama yang saat ini tengah melakukan replanting sawit.

“Saya harap adanya kerjasama masuk ke sini. Ribuan hektar sawit yang diremajakan di sekitar PT Pinago. Ini potensi yang bisa kerjakan, apabila dikerjakan dengan serius, kita yakin bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadi sumber pendapatan lain bagi masyarakat,” harapnya.

Irastu Linggawara selaku Komisaris Utama PT RSA Technology mengatakan, perusahaan mempunyai suatu alternatif solusi, terutama dalam memanfaatkan sampah kelapa sawit menjadi suatu bio energy. Bio energy ini yang bisa digunakan untuk industri, bahkan pengganti bahan bakar mesin dari batu bara.

“Kita sendiri sudah bergerak dipengelolaan sampah perkotaan di Bandung. Untuk sampah dari kelapa sawit, kemarin kita sudah menguji dan ini sangat bisa diolah, karena kita mengolah sampah organik yang lebih mudah pengelolaannya dari sampah perkotaan,” cetusnya.

Sedangkan Thomas Vilian selaku Direktur Kebun PT Pinago Utama TBK mendukung agar hal ini terwujud menjadi komitmen dan solusi dari Pemkab Muba, membantu masyarakat dibidang perkebunan khususnya kelapa sawit.

“Dari kegiatan ini kita bisa berbagi ilmu, sebenarnya kelapa sawit itu sangat mungkin, semua bisa dikaryakan menjadi sebuah produk bahkan setelah selesai direplanting,” tukas Thomas. (red/rel)