Wabah Membawa Berkah, Terbitkan Buku Puisi saat Pandemi

PALEMBANG, SIMBUR –  Bekerja dari rumah (work from home) tidak mengurangi semangat dosen satu ini untuk berekspresi lebih produktif. Selama pandemi Covid-19, Enny Hidajati telah menerbitkan dan meluncurkan buku puisi berjudul “Embusan Anginmu”. “Puisi ini 90 persen saya tulis saat masa pandemi,” ungkap Enny, Selasa (1/12).

Bukan hanya kumpulan puisi, lanjut Enny, bersama rekan-rekannya, kini dia telah menghasilkan 19 antologi yang sudah diterbitkan secara mandiri. “Selain kumpulan puisi ini, sudah ada 19 antologi yang terbit. Menulis ada juga yang keroyokan bareng teman lain. Baik cerpen, artikel, tulisan inspirasi, maupun puisi,” ujar ibu dari lima anak ini.

Enny menambahkan, wabah juga membawa berkah. Terbukti, sebanyak  20 buku antologi telah terbit di antaranya, Multitasking Mom, Dongeng Sebelum Tidur, Mertuaku Sayang, Satwa Punya Cerita, Goresan Penaku, Semesta Bersyukur, dan lainnya. “Ini cara saya mengkristalkan hikmah. Semoga tetap bisa dipungut bagi anak cucu saya,” harapnya.

Enny Hidajati tercatat sebagai dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP dan Bahasa Universitas Bina Darma Palembang. Perempuan yang biasa disapa Umi Enny ini dilahirkan di Ngawi, 26 Agustus 1971. Kecintaannya pada puisi diawali dengan keikutsertaan dalam lomba pembacaan puisi sejak SD. Tak hanya itu, dia aktif pula mengikuti lomba mengarang, pidato, dan drama.

Dia semakin menyukai kegiatan menulis saat duduk di bangku SMP. Hobi menulis semakin berkembang ketika dia kuliah di Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada Yogyakarta. “Dulu saya menggawangi Buletin Al Munawwwar dan majalah muslimah Ash Sholihah di Yogyakarta,” kenangnya.

Menulis menurut Ummi Enny adalah cara mengabadikan jejak cinta dan kenangan bagi orang-orang di sekitar. Begitu pula dengan kumpulan puisi “Embusan Angin”. Buku setebal 110 halaman ini berisi sekitar 60 puisi. Puisi itu ditulisnya selama masa pandemi Covid 19, dari Maret- September 2020.

Beragam tema tertuang dalam puisinya. Dari anak, keluarga, sosial, lingkungan, hujan, angin, laut, dan religi. “Tentu saja, tema Covid juga menarik perhatian. Seperti yang tertulis dalam puisi  ‘Bintang Lima’,” paparnya.

Menurut Emny, puisi tersebut ditulis setelah membaca keluhan para pengemudi taksi dan ojek online yang amat terimbas saat ada aturan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). “Semua anak, suami, orang tua, saya buatkan puisi khusus. Sesuai karakter, kenangan, hal spesifik masing-masing,” ujarnya.

Lanjut Enny, mahasiswa program studi mengikuti lomba baca puisi virtual dari buku ini. Ada 47 peserta yang ikut lomba baca puisi. Pemenangnya diumumkan pada kegiatan BPC Perhumas Palembang. “Baca puisi juga bagus untuk humas. Dapat melatih intonasi dan artikulasi yang berpengaruh pada seni berbicara,” ungkapnya.

Lomba tersebut rangkaian peluncuran buku kumpulan puisi Embusan Anginmu karya Enny Hidajati. Juara Siti Baraqah (Universitas PGRI Palembang) berhasil meraih juara I. Lima pemenang lainnya berasal dari Universitas Bina Darma, terdiri dari  Miftahul (juara II), Sri Wahyuni ((juara III), Suci Rahma Sari (harapan I), Rina Sri (harapan II), dan Arinda Dwi Sandi (harapan III).(kbs)