CSR Sentuh Masyarakat hingga Bantu Pemerintah Daerah

PALEMBANG,  SIMBUR – Sektor industri dan bisnis memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diberikan untuk meningkatkan perekonomian rakyat adalah corporate social responsibility (CSR). “Kami akan mengembangkan kegiatan CSR. Kami mulai era baru bisa dengan program lain bersinergi. Hal ini sebagai evaluasi kegiatan CSR yang disalurkan,” ungkap Gadang H Hartawan, Head of Public Affair PT OKI Pulp and Paper Mills saat menjadi pembicara webinar “Media Contents of Public Relations” yang digelar Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhumas Palembang, Selasa (1/12).

Gadang mengatakan, pihaknya menerapkan strategi komunikasi dalam menjalin hubungan antara perusahaan dengan masyarakat melalui pola sinergisme CSR. “Sinergisme adalah studi kasus antara kegiatan CSR satu dengan kegiatan CSR yang lain. Bagaimana CSR disinergikan agar program yang kami buat dapat bertahan (survive),” ujarnya.

Menurut Gadang, prioritas kegiatan CSR di grup Sinarmas itu meliputi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan, dan dukungan infrastruktur. “Pendidikan, kami membangun 60 PAUD yang tersebar di seluruh Kabupaten OKI. Kami fokus mengentaskan pendidikan yang paling dasar. Pendidikan anak usia dini yang kami sentuh. Dukungan ini sangat dibutuhkan masyarakat,” terangnya.

Selain itu, lanjut Gadang, pihaknya memiliki program dari 2014, yakni memberikan beasiswa kepada anak-anak SMA berprestasi. “Anak-anak tersebut kami sekolahkan di institut industri pulp and paper. Setelah selesai mereka langsung bekerja. Sampai saat ini ada 24 lulusan penerima beasiswa yang bekerja di pabrik,” jelasnya.

Dalam bidang kesehatan, tambah Gadang, di Kecamatan Air Sugihan OKI, warganya kesulitan air karena terpengaruh gambut. “Kami telah membangun pengolahan air bersih. Target seluruh desa harus tersalurkan air bersih,” harapnya.

Masih kata dia, PT OKI Pulp cenderung baru. Kebetulan Gadang menjadi bagian dari tim yang merintis project tersebut dari awal. “Dimulai dari 2014, kami membangun industri di wilayah yang sangat sulit terjangkau. Tepatnya di Air Sugihan Kabupaten OKI. Industri yang kami bangun merupakan industri pioneer. Kami menggunakan tekonolgi yang orang lain belum berani menggunakannya,” kata dia.

Gadang kembali menambahkan, PT OKI Pulp terintegrasi dengan dermaga laut. Menurut dia, total investasi dari kegiatan pembangunan pabrik dan dermaga ini hampir Rp60 triliun.  “Dengan investasi sebesar itu kami dapat melakukan aktivitas di daerah yang terisolir,” paparnya.

Pada 2014, PT OKI Pulp mendapat perizinan, tahun 2017 industri pulp mulai berjalan. OKI Pulp sendiri berdiri berdampingan langsung dengan tanaman industri, seratus persen hutan tanaman industri (HTI) jenis akasia. Keberadaan pabrik yang berdampingan dengan sumber bahan baku, lanjut Gadang, menyebabkan pabrik bisa berkompetisi di pasar global. “Orientasi produk OKI Pulp itu 98 persen adalah ekspor. Apabila kami tidak bisa berkompetisi terhadap sumber non-material, maka akan berdampak pada cost production. Tentu tidak akan bisa bersaing di pasar global,” terangnya.

Masih kata Gadang, keberadaan OKI Pulp memiliki sesuatu yang unik. Dalam kondisi covid perusahaan tersebut masih dapat bertahan (survive). Pasalnya, saat banyak perusahaan mengalami krisis bahkan pailit, PT OKI Pulp malah membangun terminal khusus (tersus) pelabuhan internasional di Tanjung Tapa, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI.

“Komponen belanja domestik kami tinggi sekali. Hampir US$900 juta per tahun. Uang yang beredar di dalam negeri karena kegiatan OKI Pulp sangat berdampak terhadap perekonomian lokal sampai menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Produknya adalah ekspor yang akan berdampak pada devisa. Benar-benar menjadi industri strategis nasional saat ini,” imbuhnya bangga.

Dia menyadari, apabila industri sebesar ini tidak peduli terhadap lingkungan, masyakarakat akan menjadi problem ke depan. “Kami sudah punya planning (rencana) terhadap apa yang harus kami lakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” tegasnya.

Demikian diungkap Normandy Akil, Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan, Hukum, dan Humas Bank SumselBabel. Menurut dia, tahun 2020 pihaknya banyak mengeluarkan CSR karena merupakan tanggung jawab sosial BSB. “Memang banyak CSR untuk covid. Alhamdulilah BSB dapat meringankan pemerintah daerah untuk melakukan pengadaan alat pelindung diri dan sebagainya,” ungkap dia.

Normandy mengatakan, bank daerah yang berdiri sejak 6 November 1957 itu merupakan milik kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Saham Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 25,32%, pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Sumatera Selatan 52,00%,  Pemerintah Provinsi Bangka Belitung 2,82%, Pemerintah kabupaten dan kota se-Provinsi Bangka Belitung 16,25%, dan koperasi Cermat 3,61%.

Tahun 2020, kata dia, BSB sudah membuat schedule untuk melakukan gathering. Akan teapi, kegiatan tersebut  tidak terkondisi akibat pandemi. Dalam gathering tersebut, ada juga pelatihan-pelatihan jurnalistik. “Banyak penghargaan yang terima sebagai wujud kepercayaan nasabah,” ucapnya.

Sementara, pihaknya juga kerap melakukan kunjungan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Setrap UKM yang kami kunjungi tidak terpengaruh atau terkontaminasi pandemi. UMKM yang tidak kami kunjungi, mereka mengalami kesulitan untuk menyelesaikan angsuran,” tutupnya.(kbs)