Menelusuri Peradaban Melayu Musi

PALEMBANG, SIMBURNEWS– Pesatnya peradaban bangsa Melayu pada zaman dahulu tidak terlepas dari besarnya Kerajaan Sriwijaya yang memiliki wilayah kekuasaan sampai di Madagaskar dan Afrika Selatan. Peran besar Kerajaan Sriwijaya tersebut, meninggalkan peradaban tinggi bangsa Melayu yang tersebar di setiap daerah kekuasaannya. Tidak salah jika banyak wilayah di Nusantara yang mengklaim menjadi pusat peradaban Bangsa Melayu. Sebut saja Malaysia dengan slogan pusat peradaban Melayu dunia atau Riau dengan Homeland of Melayu. Tidak ada yang keliru dengan klaim tersebut karena sampai saat ini, belum ada literature yang dengan pasti menggambarkan keberadaan pusat peradaban bangsa Melayu di Nusantara.

Mananggapi hal tersebut, founder Yayasan Melayu Musi, Dicky Meiriando mengatakan bahwa di Sumatera Selatan (Sumsel) sebenarnya ada Suku Melayu Musi yang membentang dari Empat Lawang sampai Selat Bangka. Mirisnya, banyak masyarakat khususnya generasi muda sudah tidak lagi mendengar sejarah peradaban besar tersebut dan cenderung tidak mau tahu. Tidak salah jika kita sebagai suku Musi mengenalkan diri sebagai bagian dari bangsa Melayu yang ada di Indonesia.

“Dengan sejarah dan peradaban besar yang sudah dibangun, sayang sekali jika suku Melayu Musi hilang dalam peta suku bangsa Melayu. Jika Riau mengklaim sebagai Homeland of Melayu, Malaysia sebagai pusat peradaban Melayu dunia. Hanya saja, jika dilihat dari sejarah, penguasa bangsa Melayu di wilayah tersebut berasal dari daerah Sumatera Selatan (Sumsel). Jadi, yang jadi pertanyaan adalah diwilayah mana peradaban awalnya. Itulah yang akan di gali dan dikaji oleh Yayasan Melayu Musi,” ungkapnya.

Karena gagasan ini berawal dari Kabupaten Muba, maka kami akan lebih dulu mengkaji peradaban awal bangsa Melayu dari Muba. “Intinya kami ingin masyarakat bangga sebagai bagian dari bangsa yang besar. Jika bukan dari sekarang, siapa lagi yang akan menceritakan kebesaran bangsa Melayu kepada generasi setelah kita. Kami ingin membangkitkan semangat dan kebanggaan tersebut. Saat ini, Muba adalah daerah yang paling tertarik untuk menggali peradaban Melayu Musi, tapi kami tetap berharap jika daerah lain termask Palembang akan ikut dalam lingkaran kerja kebudayaan ini. Kami bercita-cita kelak di Muba akan dibangun rumah Musi atau menjadi pusat studi Melayu Musi.”

Dalam sejarah Melayu terbagi menjadi dua yaitu Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Suku Musi termasuk Deutro Melayu yang bermigrasi dari daratan Yunan di Cina Selatan sekitar 400-300 sM. Sebelumnya sudah ada kelompok astronesia yang disebut dengan Proto Melayu (Neolitikum) yang bermigrasi akibat bencana besar, seperti suku Batak dimana asal nenek moyangnya sekitar 1.500 tahun sM dan memiliki bahasa yang berbeda dengan suku Melayu lainnya. (cjs01/mrf)

 

(Baca selengkapnya di surat kabar Simbur Sumatera edisi April 2017)