- Sumur Minyak Rakyat Dilegalkan, Menteri Bahlil: Sudah Ada sebelum Indonesia Merdeka
- Sidang Uji Materi Undang-Undang Pers, Pertegas Perlindungan Wartawan
- Delapan Sukontraktor Ancam Bongkar RSUD Sekayu
- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan OKI Sukses Gelar Festival Literasi 2025
- Jaksa Gadungan Jadi Tersangka
Korban Tewas akibat Banjir di NTT Jadi Lima Orang, Tiga Warga Hilang

JAKARTA, SIMBUR – BPBD bersama dinas terkait masih melakukan upaya penanganan darurat pascabanjir bandang yang terjadi di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin lalu (8/9). BNPB mendukung percepatan penanganan bencana di wilayah itu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, Ph.D menerangkan, upaya penanganan darurat masih berlangsung. “Pencarian korban hilang, pendataan dampak bencana dan perbaikan darurat untuk mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat setelah diterjang bencana,” ujar Muhari, Kamis (11/9).
Perkembangan terkini, lanjut Muhari, pihaknya memantau dua titik kerusakan jalan di Kecamatan Mauponggo yang sebelumnya terputus telah tertangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait. Pemerintah kabupaten mengerahkan petugas gabungan dan alat berat untuk membersihkan tanah longsor. “Sedangkan tiga titik lain, BPBD masih melakukan upaya pembersihan material longsoran,” jelasnya.
Perbaikan jalan tersebut sangat membantu dalam penanganan darurat pascabanjir. Pada hari sebelumnya (10/9), BPBD setempat menyebutkan akses jalan menuju lokasi terdampak sulit dilalui kendaran dan sebagian besar mengalami kerusakan total. “Bencana banjir bandang tersebut berdampak pada 14 desa yang tersebar di tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Mauponggo, Nangaroro dan Boawae,” ujarnya.
Muhari menambahkan, hingga Kamis (11/9), pukul 11.00 WIB, tercatat korban meninggal dunia 5 orang, hilang 3 orang, luka-luka 3 orang dan 30 lainnya mengungsi sementara waktu. “Mereka yang dinyatakan hilang masih dalam pencarian petugas SAR gabungan,” imbuhnya.
Sedangkan kerugian material tercatat rumah hanyut 1 unit, rusak berat 1 unit, dan fasilitas terdampak berupa kantor 2 unit, jembatan 2 unit dan 3 ruas jalan utama. BPBD Kabupaten Nagekeo masih melakukan pendataan di lapangan, seperti kerusakan rumah, jumlah ternak, luas lahan sawah dan kebun yang terkena banjir bandang.
Menyikapi penanganan darurat, Pemerintah Kabupaten Nagekeo menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem. Status tersebut tertuang dalam surat keputusan Nomor 330/KEP/HK/2025 yang berlaku mulai 9 hingga 30 September 2025.
Sementara itu, BPBD Provinsi NTT dijadwalkan mengirimkan bantuan melalui transportasi laut pada hari ini, Kamis (11/9). Bantuan yang dikirimkan berupa selimut 200 lembar, matras 150 lembar, peralatan masak 50 paket, hygiene kit 75 paket, kasur lipat 25 lembar, velbed 25 buah, peralatan kebersihan 30 paket, makan biskuit protein untuk anak anak 12 dos, tenda keluarga 10 unit.
Di samping itu, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB dan jajaran telah bertolak menuju lokasi terdampak untuk memberikan pendampingan penanganan darurat. BNPB mengirimkan dukungan bantuan berupa bahan pangan dan non-pangan, di antaranya sembako 200 paket, makanan siap saji 100 paket, kemasan sandang-pangan 50 paket, perlengkapan bayi 30 paket, senter kepala 10 unit, senter pegang 10 unit, gergaji mesin 2 unit, genset 1 unit, tenda pengungsi 2 unit.
“BNPB juga akan memberikan bantuan dana siap pakai maupun penambahan bantuan logistik pangan dan non-pangan yang disesuaikan dengan perhitungan kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
Banjir bandang terjadi pada setelah hujan lebat mengguyur wilayah Nagekeo sejak 7 – 8 September 2025 lalu. Bencana bermula menerjang Kecamatan Mauponggo yang berada di daerah ketinggian hingga wilayah yang lebih rendah pada 8 September 2025, pukul 12 waktu setempat atau Wita. (red)