- Sumur Minyak Rakyat Dilegalkan, Menteri Bahlil: Sudah Ada sebelum Indonesia Merdeka
- Sidang Uji Materi Undang-Undang Pers, Pertegas Perlindungan Wartawan
- Delapan Sukontraktor Ancam Bongkar RSUD Sekayu
- Dinas Kearsipan dan Perpustakaan OKI Sukses Gelar Festival Literasi 2025
- Jaksa Gadungan Jadi Tersangka
Peringatan Dini Tsunami Pascagempa M8,7 Kamchatka Rusia Berakhir

JAKARTA, SIMBUR – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan dini tsunami di wilayah Indonesia yang disebabkan oleh gempabumi dengan magnitudo 8,7 di pesisir timur Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7) dinyatakan telah berakhir pada hari yang sama pukul 22.42 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari PhD mengungkap, sembilan titik wilayah dengan gelombang tsunami minor, tidak ada dampak kerusakan maupun korban jiwa. “Selain itu, terdapat 100 jiwa yang mengungsi di Pangkalan TNI Angkatan Laut Provinsi Gorontalo. Pada titik lainnya, masyarakat melakukan evakuasi mandiri ke tempat kerabat dekat yang lebih aman,” ungkap Muhari.
Adapun sembilan titik tersebut meliputi masing-masing dua titik di Jayapura dan Papua Barat serta masing-masing satu titik di Halmahera Tengah, Papua, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Gorontalo.
Pihaknya mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja. Menyikapi peristiwa ini, pemerintah daerah dapat mengkaji kembali efektivitas sistem peringatan dini, jalur evakuasi, fasilitas di lokasi pengungsian, kesiapan peralatan dan logistik. “Melakukan pelatihan kesiapsiagaan guna memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dan meminimalisir risiko dampak kerusakan maupun korban jiwa akibat bencana,” ujarnya.
Diketahui, hingga Rabu (30/7) pukul 17.30 WIB, terdapat variasi tinggi gelombang tsunami minor di beberapa wilayah Indonesia pascagempa M8,7 di Kamchatka, Rusia. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap bertahan di tempat lebih tinggi hingga BMKG memberhentikan status peringatan dini tsunami.
Terutama masyarakat dalam radius wilayah waspada peringatan dini tsunami bisa untuk tetap bertahan di lokasi yang lebih tinggi dan aman serta menghindari area pantai. Hal ini dikarenakan proses penyebaran gelombang tsunami atau propagasi masih berlangsung di Samudra Pasifik sehingga masyarakat harus tetap menjauhi daerah pantai.
Ditambahkan bahwa tahap penghentian peringatan dini masih dinantikan, dan konfirmasi status aman atau all clear sepenuhnya akan disampaikan oleh BMKG. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan hanya merujuk pada informasi dari lembaga resmi yang berwenang.
Apresiasi Respon Pemda dan Masyarakat
Selain itu, BNPB mengapresiasi respon pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat dalam menyikapi informasi peringatan dini tsunami. Terlepas dari apakah tsunami benar-benar terjadi atau tidak, respon pemda dan masyarakat sangat baik dan melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Hal ini mencerminkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat untuk mengurangi risiko dari dampak tsunami yang ditimbulkan,” ungkapnya.
BNPB menegaskan kepada pemerintah daerah untuk tetap memantau kondisi di lapangan. Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi resmi dari petugas di lapangan sampai kondisi dipastikan telah aman dan peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir.
Berdasarkan hasil pendataan sementara, terdapat 100 jiwa mengungsi di Pangkalan TNI Angkatan Laut Provinsi Gorontalo. Untuk di wilayah lainnya, masyarakat melakukan evakuasi mandiri ke tempat kerabat yang lebih aman.
Sekretaris Utama BNPB Rustian menekankan Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada wilayah yang termasuk pada area waspada peringatan dini tsunami untuk terus melakukan pemantauan dan memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat yang mengungsi.
“Jangan lengah dan pantau terus situasinya di lapangan, pastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi,” tekan Rustian pada Rapat Evaluasi Peringatan Dini Tsunami di Indonesia Pascagempa Rusia M8,7, Rabu (30/7).
Pemerintah pusat melalui BNPB terus berkoordinasi dengan BMKG dan pihak terkait lainnya untuk memastikan perkembangan kondisi dan memprioritaskan keselamatan masyarakat.
Untuk itu, masyarakat diminta tetap mengikuti informasi dari sumber resmi serta tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Langkah-langkah kedaruratan akan terus dilakukan hingga situasi dinyatakan aman sepenuhnya.(red)
Kondisi Gelombang Tsunami di Sembilan Titik
BMKG telah mengeluarkan hasil pemantauan tinggi gelombang tsunami minor di beberapa wilayah Indonesia sebagai berikut pada Rabu (30/7) sejak pukul 12.00 hingga 17.30 WIB.
1. Jayapura, DOK II pukul 14.14 WIB setinggi 0,2 meter
2. Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah pukul 14.15 WIB setinggi 0,06 meter
3. Sarmi, Papua pukul 14.20 WIB setinggi 0,2 meter
4. Sorong, Papua Barat pukul 14.35 WIB setinggi 0,2 meter
5. Depapre, Jayapura pukul 14.45 WIB setinggi 0,2 meter
6. Sausapor, Papua Barat pukul 15.04 WIB setinggi 0,2 meter
7. Pelabuhan Beo Talaud, Sulawesi Utara pukul 15.14 WIB setinggi 0,05 meter
8. Pelabuhan Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara pukul 15.17 WIB setinggi 0,08 meter
9. Pemantauan Tsunamo Gauge di Provinsi Gorontalo menunjukan tidak ada anomali muka laut.