- Turunkan Stunting, Disdik PALI Gelar Bimtek Olah Gizi dan Pola Asuh Anak
- Perjalanan Kereta Api Jakarta–Surabaya Sempat Terkendala akibat Banjir Grobogan
- Turunkan Angka Kematian Ibu, Kuatkan Peran PKK di Daerah
- Komitmen Tegakkan Disiplin, Hukum, dan Tata Tertib Prajurit TNI
- Terendus Korupsi Distribusi Semen, Kantor "Sang Tiga Gajah" Digeledah Jaksa
Korban Tewas akibat Longsor Tambang Gunung Kuda Jadi 19 Orang, 6 Warga Hilang Masih Dicari
JAKARTA, SIMBUR – Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan kembali berhasil menemukan dan mengevakuasi 2 jenazah korban Minggu (1/6). Akibat longsor yang terjadi di kawasan tambang galian C Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sebelumnya, tim mengevakuasi 3 jenazah korban pada Sabtu (31/5).
“Dengan demikian, jumlah korban meninggal dunia yang tercatat hingga pukul 17.00 WIB hari ini menjadi 19 jiwa,” ungkap Abdul Muhari PhD, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Menurut Muhari, Tim SAR gabungan yang pada hari ini kembali melanjutkan pencarian terhadap korban longsor tambang galian C Gunung Kuda, berhasil mengevakuasi dua korban dari delapan warga yg terdata dan dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Adapun korban yang teridentifikasi Nalo Sanjaya (53th) asal Kelurahan Kedongdong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Kemudian, Wahyu Galih (26th) asal Kelurahan Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan data yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 19 korban meninggal dunia dan enam warga masih dalam pencarian tim SAR gabungan. “Kerugian materiil tercatat sebanyak 4 unit alat berat ekskavator dan 7 unit mobil truk tertimbun longsor,” ujarnya.
Operasi pencarian dan penyelamatan korban masih menjadi prioritas penanganan darurat saat ini. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Cirebon, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan warga.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap mengimbau warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Terutama bagi para Tim SAR gabungan yang sedang melakukan operasi pencarian dan pertolongan untuk tetap memprioritaskan keselamatan mengingat masih berpotensi terjadinya bencana susulan.
Sementara itu, bagi warga yang tinggal di dekat lereng tebing dan pinggir sungai, pantau secara berkala kondisi tanah yang ada di sekitar rumah dan debit air disekitar aliran sungai. “Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih,” imbaunya.(red)



