- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Pemerintah Tambah Kuota Pupuk 9,5 Juta Ton, Mentan Minta Petani Tidak Risau
BANYUASIN, SIMBUR – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) Andi Amran Sulaiman mengungkap, pemerintah akan menambah kuota pupuk menjadi 9,5 juta ton dari anggaran 2024. Penambahan kuota pupuk tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas petani yang selama ini kerap terkendala.
“Inya Allah petani tidak usah lagi risau dan khawatir tentang pupuk. Presiden sudah memenuhi kebutuhan petani seperti tahun 2014-2018 juga kuantum pupuk 9,55 juta ton,” ungkap Mentan saat kegiatan Upaya Khusus (Upsus) Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024 di Desa Sumber Hidup, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (1/3).
Dalam lawatan kali ini, Mentan didampingi Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni melihat dari dekat aktivitas tabur benih padi yang dilakukan petani di lahan sawah seluas 22 ribu hektar. Selain itu, mereka juga memberi bantuan benih kepada petani untuk tiga bulan pertama tahun 2024.
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni berterima kasih kepada Mentan RI yang telah menjadikan Provinsi Sumsel sebagai lokasi program kegiatan nasional. Bahkan Provinsi Sumsel mendapatkan kurang lebih 100.000 hektare perluasan lahan pada semester pertama dan 100.000 hektare selanjutnya pada semester kedua. “Kami siap untuk menyukseskan program itu. Kami juga akan optimalkanpenggarapan lahan yang dikembangkan di Sumsel ini,” ujar Fatoni.
Fatoni menyebut produksi padi Sumsel mengalami peningkatan. Dimana produksi padi pada tahun 2023 sebesar 2.832,77 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) mengalami peningkatan sebanyak 57,70 ribu ton GKG atau 2,08% dibandingkan produksi padi pada tahun 2022 yang sebesar 2.775,07 ton GKG.
“Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 1.626,74 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 33,14 ribu ton atau 2,08% dibandingkan produksi beras pada tahun 2022 yang sebesar 1.593,60 ton,” katanya.
Fatoni optimis dengan perhatian yang diberikan Mentan melalui program Upsus Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024, kedepannya Sumsel akan menjadi lumbung padi dikarenakan memiliki produksi padi terbesar di Indonesia.
“Kami mohon berkenan Menteri memberikan arahan kepada kami menambah semangat bagi kami dan juga sekaligus menambah perjuangan kami untuk terus sukses di bidang pertanian,” harapnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam mengatakan Kabupaten Banyuasin menjadi satu-satunya Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang masuk sepuluh besar daerah penghasil beras terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, besar harapan pemerintah pusat agar Pemkab Banyuasin mampu meningkatkan lagi produksi beras.
“Bahkan menjadi satu satunya di Pulau Sumatera dengan Produksi Sawah Banyuasin Tahun 2022 (BPS), Produksi GKG 895.260 ton, produksi beras 514.108 ton, luas tanam 228.709 ha, luas panen 177.558 ha, luas baku sawah sementara data ATR BPN 194.240,13 ha,” jelas Rustam.
Sebagai informasi, kegiatan Upsus Optimalisasi Lahan Rawa Tahun 2024 di Sumsel pada semester satu ditargetkan mencapai 98 ribu hektare dengan lokasi di terbagi atas Kabupaten Banyuasin 22 ribu hektar, saat ini sudah diolah 4.400 hektar dengan rata-rata produksi 5,1 ton per hektar padi IP 100 dan IP 200. Kegiatan ini meliputi rehabilitasi saluran, pembangunan saluran irigasi, pembangunan pintu air, penggunaan pompa dan kegiatan olah tanah.
Selain di Kabupaten Banyuasin, program ini juga dialokasikan di Kabupaten OKI sebesar 65 ribu hektar dengan rata-rata produksi 5,7 ton per hektar dan benih IP150-200. Selanjutnya, Kabupaten Muara Enim dengan luas alokasi 2.400 hektar dengan jumlah roduksi 4,3 ton per hektar. Kemudian, Kabupaten Ogan Ilir dengan alokasi oplah rawa 400 hektare, produksi 2-3,5 per hektare dan Kabupaten OKU Timur alokasi oplah rawa 5.000 hektare dengan produksi 3 hingga 5 ton per hektare. (kbs/red)



