Atasi Karhutla Sumsel, Perpanjang TMC hingga Bangun Sekat-Kanal

PALEMBANG, SIMBUR – Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kembali diperpanjang hingga 10 November 2023 untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu, dibangun pula sekat kanal dengan menggunakan tiga ekskavator yang sudah disiapkan.

“Upaya menggunakan TMC telah dilakukan sejak akhir September lalu. Seharusnya TMC ini berakhir pada esok hari tanggal 4 September 2023. Namun, saya sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk memperpanjang upaya TMC di Sumsel,” ujar Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan Agus Fatoni, Jumat (3/11).

Hasilnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyetujui hal tersebut. Nantinya, upaya menggunakan metode TMC akan diperpanjang hingga sepekan kedepan atau 10 November 2023.

Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Iqbal Alisyahbana juga menyambut baik perpanjangan upaya tersebut. Menurutnya, potensi awan penghujan pada awal November ini masih cukup besar. TMC sendiri dilakukan satu sampai tiga kali sorti (penyemaian) melihat potensi awan perhari. Untuk satu kali sorti ditebar 1.000 kg atau 1 ton garam.

Selain itu, instruksi Pj Gubernur adalah membuat sekat bakar dan kanal di wilayah Karhutla. Nantinya, akan disiapkan tiga eskavator untuk membantu Manggala Agni yang berada di lapangan. Eskavator itu berasal dari Dinas PU Pengendalian Sumber Daya Air (PSDA) dan bantuan perusahaan melalui Dinas Perkebunan Sumsel.

“Pj sudah menginstruksikan agar mengirimkan eskavator di dua lokasi. Eskavator itu akan dipakai membuat sekat bakar (satu unit eskavator) dan kanal sungai (dua unit) untuk pemadamam dan pembasahan lahan,” terangnya.

Terkait sekat bakar akan dibuat di dekat PT Kelantan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sementara kanal, akan dibuat sepanjang 18 kilometer dengan mengambil dari aliran Sungai Komering ke arah OKI. “Kanal itu dibuat sesuai usulan dari Manggala Agni agar ada sumber air saat kejadian Karhutla,” ungkapnya.

Sementara itu, Manggala Agni terus berjuang untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera Selatan. Pemadaman karhutla masih dilakukan di empat titik yang tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (1/11).

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Thomas Nifinluri. Thomas menyebutkan tantangan yang dihadapi Manggala Agni pada pemadaman terutama di wilayah OKI yaitu kebakaran terjadi pada areal gambut dengan kedalaman kurang lebih enam meter, dengan kondisi kering serta sulitnya air untuk proses pemadaman.

“Salam khusus dari Ibu Menteri LHK untuk tim Manggala Agni yang sedang berjuang melakukan pemadaman di lapangan. Perjuangan Manggala Agni cukup berat, semoga tetap semangat dan karhutla segera teratasi,” begitu pesan Ibu Menteri LHK disampaikan oleh Thomas kepada Manggala Agni di lokasi pemadaman.

Thomas juga berpesan agar Manggala Agni tetap menjaga kesehatan, menjaga kekompakan dan saling memperkuat empati diantara sesama tim. Tetap Jaga semangat untuk Patriot Langit Biru – Manggala Agni dalam mengendalikan karhutla.

Sementara itu Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menyebutkan operasi pemadaman yang berada di wilayah OKI ini, Balai PPI Wilayah Sumatera telah menurunkan personel Manggala Agni gabungan dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Dari Sumatera Selatan meliputi Manggala Agni dari Daops Sumatera XVII/ OKI, Daops Sumatera XVI/ Lahat, Daops Sumatera XIV/ Banyuasin dan Daops Sumatera XV/ Musi Banyuasin. Sementara dari Bawah Kendali Operasi (BKO) Jambi berasal dari Daops Sumatera XIII/ Sarolangun dan Daops Sumatera XII/ Tebo.
“Selain Manggala Agni, dukungan personel pemadaman juga datang dari anggota Dirsamapta POLDA Sumatera Selatan, KPH Lempuing Mesuji, Regu Pemadam Kebakaran PT Waringin Agri Jaya, Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sumatera, dan Masyarakat Peduli Api,” sebut Ferdian.

Ferdian juga menjelaskan selain upaya pemadaman, langkah lain dalam pengendalian karhutla di Sumatera Selatan yaitu melalui pembasahan lahan gambut bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, serta pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilaksanakan sampai 3 November 2023.

Berdasarkan pantauan satelit pada 1 November 2023 terpantau 11 hotspot/ titik panas di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Sebanyak tiga titik terpantau di wilayah Kabupaten OKI, dan dua titik di Kabupaten Ogan Ilir.(kbs/red)