Tujuh Kabupaten/Kota Rawan Karhutla di Sumsel Dilanda Kekeringan, Diprediksi Belum Alami Hujan selama Satu Bulan ke Depan

# Wilayah Bagian Barat Berpotensi Hujan Akhir Oktober 2023

 

PALEMBANG, SIMBUR – Musim kemarau masih panjang. Sejumlah kecamatan di tujuh wilayah kabupaten/kota se-Sumatera Selatan diprediksi mengalami kekeringan meteorologis selama beberapa bulan ke depan. Hal itu diungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis.

Menurut Dayan, sapaan Wandayantolis, berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian kedepan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis dengan status Waspada hingga Siaga. “Iya maksudnya belum mengalami hujan,” ungkap Dayan dikonfirmasi Simbur, Sabtu (14/10).

Dayan menambahkan, sejumlah wilayah terdampak kekeringan dan hari tanpa hujan terdiri dari Kota Palembang meliputi Sako (31 hari), Plaju (32 hari), Kertapati (32 hari), Seberang Ulu I (44 hari). Kemudian, Banyuasin meliputi Banyuasin I (31 hari), Sembawa (43 hari).

Ogan Ilir meliputi Pemulutan (32 hari), Tanjung Batu (45 hari), Indralaya (46 hari), Muara Kuang (46 hari), Indralaya Utara (49 hari), Pemulutan Barat (49 hari). Selanjutnya, OKI meliputi Tulung Selapan (46 hari), Pampangan (48 hari). OKU meliputi Semidang Aji (31 hari), Lubuk Batang (45 hari). OKU Timur meliputi Buay Madang (77 hari). Terakhir, OKU Selatan meliputi Buay Rawan (50 hari).

“Kekeringan meteorologis biasanya diikuti berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan,” ujar Dayan.

Dayan mengimbau kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis. Meski demikian, sebagian wilayah di Bagian Barat Sumsel diprediksi sudah mulai memasuki musim hujan. “Beberapa wilayah sebelah barat,” ujarnya.

Saat audiensi dengan Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Jumat (13/10), Dayan menjelaskan, berdasarkan pemodelan dan instrumen yang digunakan oleh BMKG terlihat ada peningkatan potensi awan yang berpotensi hujan pada akhir Oktober. Dia berharap, mudah-mudahan hujan akan mulai terjadi sekitar tanggal 21, 22 dan 23 Oktober. “Potensi hujan ini sebarannya cukup merata sehingga dapat memadamkan karhutla di Sumsel terutama Ogan Komering Ilir,” jelasnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menyampaikan kabar gembira dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMGK) Sumsel. Dia mengatakan Sumsel berpotensi kan diguyur hujan secara merata pada akhir Oktober mendatang sehingga bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini melanda dapat segera teratasi.

“Ada beberapa kabar gembira terkait perkembangan cuaca dan iklim dan tetap harus semangat untuk bisa menangani karhutla ini secara bersama-sama. Tadi disampaikan BMKG bahwa hujan segera berpotensi turun di Sumsel akhir Oktober. Ini tentu sangat diharapkan apalagi tadi pagi kita juga sudah laksanakan salat istisqa minta hujan secara serentak di Sumsel,” ucap Fatoni.

Kabar tersebut membawa angin segar bagi masyarakat Sumsel terkait perkiraan awal musim penghujan. Hal ini menjadi faktor yang sangat menentukan langkah dan kebijakan selanjutnya dalam penanganan karhutla maupun anggaran.

“Kami berterima kasih dengan adanya info ini. Karena dari info ini kami bisa mengambil langkah-langkah yang diperlukan baik untuk mengatasi karhutla maupun antisipasi lainnya baik kebijakan maupun anggaran,” ujar Fatoni.

Pemprov Sumsel bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan masyarakat juga telah melakukan sejumlah upaya dalam menghadapi musim kemarau. Di antaranya melaksanakan salat istisqa secara bersama-sama se-Sumsel, mengupayakan pemadaman melalui darat, water bombing juga Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). “Salat Istisqa ini juga dilakukan meminta kepada Allah agar diturunkan hujan sehingga dapat menurunkan dampak karhutla,” ungkapnya.(kbs/red)