- Pangdam II/Sriwijaya Ikuti Rakor Virtual Tingkat Menteri soal Peluncuran Desk Koordinasi Penanganan Karhutla dan Perlindungan PMI-TPPO
- Perkuat Keamanan dan Pembinaan, Kodim 0415/Jambi Jalin Sinergi dengan Lapas Kelas IIB Muara Bulian
- Petik Berkah Ramadan, Korem 043/Gatam Berbagi Takjil Gratis untuk Masyarakat
- Cuaca Ekstrem Berpotensi Bencana, Sumsel Dilanda Hujan Deras hingga Jelang Lebaran
- Jaksa KPK Ragukan Keterangan Berbeda dari Terdakwa Kontraktor
Cegah dan Deteksi “Penyakit Misterius” Masuk Sumsel, Harap Tidak Terburu-buru Tetapkan Pandemi

PALEMBANG, SIMBUR – Sejumlah bocah dikabarkan meninggal dunia. Diduga akibat terinfeksi penyakit akut hepatitis misterius. Karena itu, upaya pencegahan dan deteksi dini anak di bawah usia 16 tahun dari “penyakit misterius” yang tengah menghebohkan dunia itu sangat penting dilakukan. Khususnya bagi masyarakat Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Selatan dr Julius Anzar SpA (K) saat dihubungi menjelaskan, hingga saat ini belum ada kasus hepatitis akut di Sumatera Selatan, khususnya di Kota Palembang. “Kalau di Sumatera Selatan saya belum dapat laporan dari teman-teman saya. Artinya belum ada atau belum terdeteksi,” ungkap dr Julius Anzar kepada Simbur, Jumat (6/5).
Julius menerangkan, penyakit akut ini berbeda dengan hepatitis biasa. Bahkan, penyakit misterius ini dapat menyerang lebih cepat sehingga sangat berbahaya bagi anak usia di bawah 16 tahun. “Sebenarnya hepatitis itu penyakit biasa. Tapi ini (hepatitis akut) yang lain. Kalau hepatitis A,B, dan C itu tidak cepat, sifatnya memberat. Tapi kalau (hepatitis akut) ini pergerakannya lebih cepat. Dalam berapa hari (pasien) sudah kehilangan kesadaran, fatal. Itu bedanya dengan hepatitis biasa,” paparnya.