- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Konektivitas antar Wilayah, Terbukti Stabilkan Inflasi
PALEMBANG, SIMBUR – Upaya konektivitas antar wilayah melalui pembangunan infrstruktur di 17 kabupaten dan kota dilakukan Pemprov Sumsel. Tidak hanya memberikan akses jalan mulus, pemerataan pembangunan ini pula, terbukti mampu menjaga kestabilan inflasi di Sumsel.
H Herman Deru selaku Gubernur Sumsel menegaskan, angka inflasi 1,55 persen dicapai Sumsel tahun 2020 lalu, menjadi angka yang menggembirakan, sekaligus menjadi prestasi. Capaian tersebut merupakan hasil kerjasama yang baik antara pemerintah provinsi dan kabupaten serta kota.
“Angka 1,55 persen ini adalah angka luar biasa. Ini capaian prestasi yang hebat. Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak, baik kabupaten/kota maupun Bank Indonesia (BI),” ujarnya.
Deru yang hadir dalam Rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Arista Palembang, Rabu (7/4/21). Melanjutkan, Pemprov Sumsel memiliki pola tersendiri dalam sektor perdagangan, baik cara transaksi, maupun dalam hal lainnya. Sehingga banyak sektor yang mempengaruhi inflasi Sumsel.
“Kontraksi ekonomi itu juga mempengaruhi lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia. Namun ini bisa diatasi dengan baik agar bisa berdaya dan bertahan dengan ekonomi yang tangguh. Ekonomi tangguh harus merata di Sumsel,” terangnya.
Tagline “Sumsel Maju Untuk Semua” tentu membutuhkan konektivitas, baik dalam bidang infrastruktur dan jaringan internet. Konektivitas infrastruktur di Sumsel telah terbukti ikut memberikan kontribusi bagi kestabilan inflasi.
“Ketersediaan jalan yang baik dan terhubung antar semua daerah tentu mempengaruhi harga. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyumbang terjadinya kestabilan inflasi Sumsel,” ucapnya.
Deru berharap, HLM TPID Sumsel harus memiliki subtansi memberikan ketangguhan psikologi bagi masyarakat. Perkembangan isu akan mempengaruhi kestabilan harga di masyarakat.
“Sebelum masuk bulan puasa, saya minta bupati dan walikota memantau harga di pasar. Baik daging, telur, ayam, beras dan bahan pokok lainnya untuk memastikan harga tetap stabil. BI juga diminta memberikan kenyamanan bagi penjual, pembeli dan penikmat (masyarakat),” tegasnya.
Hari Widodo selaku Kepala Perwakilan BI Sumsel, menegaskan salah satu upaya untuk mengantisipasi adanya lonjakan kebutuhan sembako di bulan Ramadhan, pihaknya mengajak semua pihak untuk mendorong masyarakat agar tidak belanja berlebihan.
“Belanja berlebihan akan mendorong kenaikan inflasi. Kita mengajak masyarakat untuk belanja bijak. Dengan belanja bijak upaya untuk mengantisipasi jumlah kebutuhan masyarakat di periode Ramadhan tahun ini,” terangnya.
Untuk mendukung target capaian inflasi pihaknya telah melakukan upaya memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distrbusi dan komunikasi efektif atau disingkat 4K.
“Kita telah melakukan pembentukan BUMD untuk ketersediaan pasokan, melakukan sidak pasar untuk memastikan keterjangkauan harga, melakukan koordinasi jalur distribusi komoditas strategis untuk kelancaran distribusi dan melakukan HLM dan Rakornas TIPD serta konferensi Pers terkait pasokan dalam upaya menjalin komunikasi efektif,” tukas Hari.
Jaga Kestabilan Harga Jelang Puasa
Kestabilan harga serta ketersediaan bahan pangan jelang Bulan Suci Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, terus dijaga Pemkot Palebang. Walikota Palembang H Harnojoyo menegaskan inflasi di kota Palembang juga terhintung tidaklah jauh dari Provinsi Sumsel.
“Inflasi kita sama dan tidak jauh dengan Sumsel. Kalau Sumsel 1,55 kita 1,5 jadi sama. Inflasi ini sangat dipengaruhi permintaan, biasanya bulan puasa ini permintaan bertambah. Tetapi mudah-mudahan dengan ketersediaan tersebut, inflasi kita stabil,” timbangnya.
Wako melanjutkan saat ini, pihaknya terus melakukan operasi pasar guna memantau ketersediaan pangan. “Ketersediaannya cukup, kemudian harganya juga tetap stabil,” ujarnya. Saya menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian barang secara berlebihan,” harapnya.
Penting bahwa ketersediaan sembilan bahan pokok itu cukup untuk di kota Palembang. “Ketersedian ini sangat kita harapkan. Kita juga sering melakukan sidak di pasar, jadi dimana barang yang langka itu patut kita pertanyakan, guna mengantisipasi adanya penimbunan. Sehingga harga stabil dan bahan pangan aman selama bulan puasa ini,” tukas Wako Palembang. (kbs/rel)



