Gempa Guncang Poso saat Hari Kemerdekaan

JAKARTA, SIMBUR – Bertepatan dengan hari kemerdekaan, gempa bumi berkekuatan M6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, Minggu (17/8) pukul 05.38 WIB. Adapun pusat gempa berada di darat pada koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT dengan kedalaman 10 kilometer.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D mengatakan, jika dihitung berdasarkan jarak, episenter gempa tercatat berada di 18 km barat laut Poso, 82 km timur laut Sigi, 89 km barat laut Morowali Utara, 93 km tenggara Kota Palu, dan 1.625 km timur laut Jakarta. “Gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.

Sebagian besar warga di wilayah Kecamatan Poso Pesisir seperti Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura dan Lape merasakan dampak guncangan. Di Kabupaten Poso, gempa dirasakan kuat selama kurang lebih 15 detik. “Sebagian besar masyarakat berhamburan keluar rumah untuk mencari tempat aman,” terangnya.

Sesaat setelah guncangan mereda, BPBD Kabupaten Poso segera melakukan monitoring dan koordinasi dengan pemerintah kecamatan serta desa setempat untuk melakukan pendataan. Hingga Minggu (17/8) pukul 12.00 WIB. Dilaporkan 32 orang luka-luka. Sebanyak 16 orang luka berat dilarikan ke Rumah Sakit Poso, 6 orang luka dirawat di Puskesmas Tokorondo, dan 10 lainnya masih dalam pendataan lokasi perawatannya. Selain itu, 1 unit fasilitas ibadah yakni Gereja Jemaat Elim di Desa Masani dilaporkan mengalami kerusakan. “Pendataan terhadap jumlah pengungsi masih terus dilakukan,” jelasnya.

Sementara itu, di Kabupaten Sigi, guncangan dirasakan sedang selama sekitar 7 detik. Masyarakat juga sempat keluar rumah, dan BPBD setempat melakukan langkah monitoring serta koordinasi dengan aparat setempat. Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan di Kabupaten Sigi.

Dalam kurun beberapa jam setelah gempa, upaya penanganan darurat terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Poso, termasuk assessment lapangan dan koordinasi dengan aparat setempat. “Kebutuhan mendesak yang dilaporkan sementara adalah tenda dan obat-obatan untuk mendukung penanganan warga terdampak,” ujar Muhari.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., telah mengintruksikan jajaran untuk segera mengambil langkah cepat. Melalui Kedeputian Bidang Penanganan Darurat, Kepala BNPB memerintahkan untuk mempertebal koordinasi dengan unsur di daerah. Kepala BNPB juga memerintahkan segenap tim agar segera menuju ke lokasi kejadian untuk memberikan pendampingan, monitoring dan segala hal yang menjadi prioritas penanganan darurat. “Analisais betul kondisi di sana. Kita segera masuk ke sana,” perintah Kepala BNPB.

BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD setempat dan pihak terkait di tingkat kecamatan serta desa untuk melakukan pendataan, pemantauan, dan penanganan pascagempa. Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan.

Sebagai langkah kesiapsiagaan, masyarakat disarankan segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, dan tempat kerja bebas hambatan, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting termasuk senter. Selain itu, warga juga dihimbau untuk mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.

Sebagai penguat sistem peringatan dini, masyarakat juga dapat membuat alarm darurat dari perkakas rumah tangga seperti panci atau kaleng bekas yang disusun atau ditumpuk ke atas. Jika terdapat guncangan dari aktivitas gempa bumi, maka perkakas itu akan terjatuh dan menimbulkan suara sebagai pertanda adanya bahaya.

“Terakhir, masyarakat diharapkan hanya mengikuti perkembangan informasi resmi dari BNPB, BMKG dan BPBD melalui kanal terpercaya, serta tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya,” tandasnya.

Data sementara, 37 unit rumah rusak dengan rincian Desa Tangkura 14 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan), Desa Towu 4 unit rumah rusak berat dan 1 unit rumah rusak ringan, Desa Lape 8 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan), Desa Maranda 4 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan), Desa Tokorondo 2 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan), Desa Patiwunga 2 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan), Desa Bega 1 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan), dan Desa Kilo 1 unit rumah rusak (belum terverifikasi kerusakan).(red)