- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Banjir Bandang di Sumut, 1 Korban Tewas dan 11 Warga Hilang
JAKARTA, SIMBUR – Seorang warga ditemukan dengan kondisi meninggal dunia dalam upaya pencarian dan pertolongan atas peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Simangalumpe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, pada Jumat (1/12). Korban tersebut merupakan karyawan Hotel Senior.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logisik BPBD Humbang Hasundutan Ricardo mengatakan, jasadnya telah dibawa ke Puskesmas Baktiraja menggunakan armada ambulance milik RSUD Doloksanggul. “Saat ini satu orang warga telah ditemukan meninggal dunia dan dievakuasi ke Puskesmas Baktiraja dengan menggunakan ambulance RSUD Doloksanggul,” ungkap Ricardo dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/12).
Dengan ditemukannya satu orang dalam kondisi meninggal dunia tersebut, maka jumlah warga yang masih dinyatakan hilang menjadi 11 orang.
Anggota BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP, Dinas Sosial, Tagana dan Destana terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan terhadap 11 warga yang masih dinyatakan hilang. Total tim gabungan yang terlibat dalam operasi tersebut menurut Ricardo kurang lebih ada 350 orang, itupun di luar jumlah warga setempat yang turut membantu
“Perkiraan jumlah personel yang turun membantu evakuasi situasi bencana sekitar 350 orang, di luar masyarakat yang membantu,” jelas Ricardo.
Adapun upaya pencarian dan pertolongan tersebut mengalami sedikit kendala karena cakupan wilayah permukiman yang terdampak banjir bandang tertutup material bebatuan besar, lumpur serta puing berupa batang pohon berukuran sedang hingga besar. Beberapa rumah warga bahkan hampir sepenuhnya tertimbun material banjir bandang hingga menyisakan atap saja.
Tim gabungan telah mengerahkan alat berat jenis eskavator sebanyak 3 unit, 1 backhoe loader, 2 mobil pemadam kebakaran, 5 mobil ambulance, mobil double cabin dan trado 2 unit. BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan juga mengerahkan perahu karet dan dump truk sebanyak satu unit.
Di samping itu, Ricardo juga menyampaikan data sementara untuk kerugian materil yang dihimpun dalam kaji cepat meliputi 32 unit rumah rusak berat, 1 tempat ibadah, 1 sekolah dan 1 puskesmas pembantu (pustu). Sementara itu warga yang mengungsi diperkirakan mencapai 200 orang. “Kondisi saat ini, bangunan rumah rusak berat 32 unit, 1 unit gereja, 1 unit sekolah dan 1 unit pustu. Total 350 unit. Estimasi pengungsi 200 orang,” pungkasnya.
Diketahui, Banjir bandang menerjang Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (1/12) pukul 21.25 WIB. Abdul Muhari PhD, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, petaka itu terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Humbang Hasundutan dalam periode yang cukup lama.
“Hal itu kemudian memicu terjadinya banjir bandang yang membawa bongkahan batu berukuran besar dan puing berupa batang pohon serta ranting berikut air bah bercampur lumpur,” ungkap Muhari melalui siaran persnya.
Adapun kerugian materil yang dihimpun dari hasil kaji cepat sementara, ada sebanyak 12 rumah rusak berat termasuk satu rumah ibadah dan satu penginapan. “Selain itu satu sekolah dasar turut terdampak dan lahan pertanian seluas kurang lebih lima hektare turut terendam banjir,” terangnya.
Sebagai upaya penanganan darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Humbang Hasundutan segera turun ke lapangan untuk berkoordinasi dengan lintas instansi terkait, melakukan kaji cepat dan upaya pencarian serta pertolongan.
Dalam upaya pencarian dan pertolongan, anggota BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan bersama tim gabungan sedikit mengalami kesulitan karena material banjir bandang berupa bebatuan berukuran besar. Alat berat jenis eksavator kemudian diturunkan berikut mobil pemadam kebakaran dan ambulance untuk memudahkan proses pencarian dan pertolongan serta pembersihan material.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan juga berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional untuk percepatan operasi pencarian dan penyelamatan korban.
Sebagai upaya penyelamatan warga terdampak, BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Humbang Hasundutan beserta pihak forkopimcam mendirikan tempat pengungsian sementara di Kantor Kecamatan Baktiraja. “Dapur umum juga didirikan guna memenuhi kebutuhan dasar permakanan bagi warga terdampak maupun seluruh tim yang bertugas dalam penanganan darurat,” ujarnya.
Adapun kondisi saat ini di lapangan, tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan. Di sisi lain, pemenuhan kebutuhan dasar para warga terdampak juga terus dilakukan.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan hingga Senin (4/12).
Menyikapi hasil prakiraan cuaca tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk melakukan upaya mitigasi yang meliputi pemantauan kondisi tebing hingga hulu sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan secara berkala.
Di samping itu, bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai dan tebing agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. “Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi,” tutupnya. (red)



