- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Banjir Rendam Jabodetabek, Perbaiki Jembatan Putus sebelum Libur Lebaran hingga Modifikasi Cuaca Kurangi Intensitas Hujan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Dampak Banjir di Bogor
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/3). Bersama wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi, Kepala BNPB tiba di titik pertama yang menjadi lokasi terdampak paling parah pada sekitar pukul 15.00 WIB setelah sebelumnya melakukan rapat koordinasi penanganan darurat bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor.
Keduanya menyusuri gang sempit untuk mencapai lokasi dan melihat permukiman penduduk di bantaran sungai yang mengalami kerusakan karena terjangan banjir bandang. Di lokasi tersebut, Kepala BNPB bersama Wakil Bupati Bogor juga melihat kondisi jembatan penghubung perkampungan yang telah lenyap dalam peristiwa semalam.
Usai peninjauan di titik pertama, keduanya kemudian menuju lokasi kedua yang berjarak kurang lebih satu kilometer. Lagi-lagi Kepala BNPB bersama Wakil Bupati Bogor melihat kondisi jembatan yang telah hilang disapu air bah dari wilayah puncak.
BPBD Kabupaten Bogor melaporkan 346 warga masih bertahan di lokasi pengungsian di Majlis Talim Miftahul Ghina Al Idris dan rumah RT 03/01. Tercatat sebanyak 204 unit rumah terdampak, 24 unit rumah rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, 16 unit rumah rusak berat, satu unit jembatan putus dan satu unit fasilitas pendidikan terdampak.
Menurut laporan Wakil Bupati, setidaknya ada tujuh jembatan rusak karena terdampak banjir bandang yang terjadi akibat intensitas curah hujan tinggi pada Minggu (2/3) malam. Bencana itu juga menyebabkan seorang warga meninggal dunia karena hanyut saat menolong anggota keluarganya.
Di sisi lain, bencana hidrometeorologi basah di Kabupaten Bogor telah berdampak pada 1.399 jiwa dari 381 KK. Tidak hanya di Kecamatan Cisarua saja, bencana itu juga terjadi di sejumlah titik seperti Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Rumpin dan Kecamatan Parung Panjang.
Melihat kondisi tersebut, Kepala BNPB memberikan arahan kepada seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mengupayakan penanganan darurat yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan warga terdampak, baik kepada 346 jiwa yang mengungsi maupun mereka yang bertahan di rumah masing-masing.
“Tentu saja yang masih mengungsi ini, dipastikan nanti Pemerintah Kabupaten Bogor di bawah arahan bupati dan kami pemerintah pusat melalui BNPB kami pastikan kebutuhan masyarakat yang terkena banjir, khususnya yang mengungsi ini betul-betul kita penuhi semaksimal mungkin,” ujar Suharyanto.
Lebih lanjut, Pemerintah Kabupaten Bogor bersama BNPB juga akan mendukung pemulihan kondisi darurat menuju rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat banjir bandang. Menurut hasil kaji cepat, setidaknya ada 24 rumah rusak ringan, 1 rusak sedang dan 16 rumah rusak berat. “Yang rumahnya rusak, baik ringan, sedang dan berat itupun akan diberikan bantuan oleh pemerintah,” kata Suharyanto.
Kepala BNPB juga menyampaikan bahwa pemerintah akan mengupayakan solusi terbaik bagi mereka, salah satunya adalah dengan rencana relokasi bagi sejumlah warga terdampak maupun yang berada pada zona rawan bencana banjir bandang.
“Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir. Dalam waktu dekat, kami BNPB dan Pemerintah Kabupaten Bogor akan mencarikan solusi terbaik,” ucap Suharyanto.



