- Gencarkan Internasionalisasi Bahasa Indonesia, APPBIPA Sumsel dan UBD Palembang Bakal Gelar Festival Seni Hybrid
- Habis Karhutla, Terbit Banjir Bandang
- Ormas Jadi Wartawan, Bisnis Pers Sedang Tidak Baik-baik Saja
- Kembali Mangkir, Kejaksaan Imbau Buronan Kasus Korupsi Alat Covid-19 Serahkan Diri
- Belum Kembalikan Modal Bisnis Rp2,7 Miliar, Diterungku 2 Tahun
Kecamatan Sukarami Tertinggi Kasus ISPA di Kota Palembang

PALEMBANG, SIMBUR – Kecamatan Sukarami Palembang mencatat kasus tertinggi inspeksi pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal itu diungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudhi Setiawan SKM MEpid.
“Kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Sukarami (843) , Kecamatan Jakabaring (803) dan Kecamatan Kalidoni (762),” ungkap Yudhi kepada Simbur, Rabu (20/9).
Meski kejadian ISPA Pneumonia mengalami penurunan pada bulan Agustus-September 2023, data kasus ISPA yang diambil dari laporan mingguan dan bulanan puskesmas menunjukkan lebih tinggi dari tahun 2022. “Tren kasus ISPA/pneumonia pada seluruh kelompok umur jika dibandingkan dalam dua tahun terakhir ini jumlah kasus ISPA lebih tinggi dari tahun 2022,” ujarnya.
Pada Agustus 2022, data ISPA di Kota Palembang sejumlah 11.286 kasus. Mengalami peningkatan pada Agustus 2023 menjadi 13.337 kasus. Selanjutnya, bulan September 2022 tercatat 15.639 kasus hingga mengalami penurunan pada September 2023 menjadi 8.079 kasus.
Yudhi menjelaskan, upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam melindungi diri untuk meminimalkan dampak kabut asap terhadap kesehatan, diantaranya, menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah atau gedung. “Terutama pada penderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan,” imbaunya.
Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung, kata dia, sebaiknya menggunakan masker. Minum air putih lebih banyak. Bagi penderita penyakit paru dan jantung agar berkonsultasi ke dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kebutuhan.
Selanjutnya, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti makan bergizi, istirahat yang cukup dan tidak merokok. “Upayakan polusi udara luar tidak masuk ke dalam rumah, kantor atau ruangan tertutup lainnya,” terangnya.
Melindungi tempat penampungan air minum, dan makanan. Perbanyak konsumsi buah atau sayur yang telah dicuci atau dimasak dengan baik. Kemudian, tidak melakukan aktivitas yang dapat menambah jumlah asap, seperti membakar sampah.
“Pastikan pintu dan jendela rumah tertutup rapat, jika perlu segel celah di sekitar jendela, dinding yang retak atau bukaan keluar lainnya dengan dempul/perekat atau kain basah,” tandasnya.
Sebelumnya, Yudhi menjelaskan, pihaknya telah melakukan monitoring peningkatan kasus ISPA. “Untuk rekomendasi ke depan misalnya kalau kasus meningkat terus rekomendasi pengunduran jam sekolah,” ungkapnya.
Selain itu, tambahnya, memaksimalkan fungsi puskesmas dan rumah sakit dengan memenuhi kebutuhan obat ISPA, oksigen dan oksigen konsetrator. Lalu, membuat surat edaran dari kadinkes supaya pihak puskesmas melaksanakan promosi kesehatan pencegahan ISPA kepada masyarakat. “Menyiapkan kebutuhan masker di puskesmas,” ujarnya.(red)