- Pangdam II/Sriwijaya Ikuti Rakor Virtual Tingkat Menteri soal Peluncuran Desk Koordinasi Penanganan Karhutla dan Perlindungan PMI-TPPO
- Perkuat Keamanan dan Pembinaan, Kodim 0415/Jambi Jalin Sinergi dengan Lapas Kelas IIB Muara Bulian
- Petik Berkah Ramadan, Korem 043/Gatam Berbagi Takjil Gratis untuk Masyarakat
- Cuaca Ekstrem Berpotensi Bencana, Sumsel Dilanda Hujan Deras hingga Jelang Lebaran
- Jaksa KPK Ragukan Keterangan Berbeda dari Terdakwa Kontraktor
Kamar Hotel Kurang, Rumah Warga Jadi Incaran
PALEMBANG – Bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) yang datang ke Kota Palembang menjadikan kota tertua di Indonesia ini berusaha untuk menjawab kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah kota wisata. Sebagai kota yang sedang berlari membangun segala infrastruktur penunjang Asian Games (AG) 2018 mendatang, diperkirakan jumlah wisatawan akan terus bertambah sehingga mau tidak mau Palembang harus siap dengan segala hingar bingar sebuah kota wisata termasuk menyiapkan kamar hotel atau penginapan bagi mereka yang ingin datang dan berwisata di kota Palembang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Pariwisata menyatakan sudah sangat siap menyambut AG dan menjamin kebutuhan kamar hotel bisa terpenuhi. Hanya saja, Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang, Isnaini Madani justru menghawatirkan tidak cukupnya kamar hotel pada pelaksanaan event MotoGp sebulan setelah AG 2018. “Diperkirakan jumlah wisatawan yang akan menyerbu setiap pelaksanaan MotoGp di suatu daerah akan mencapai sekitar 50 ribu orang yang biasanya bisa terdeteksi seminggu atau dua minggu sebelum event digelar. Di sisi lain, jumlah kamar hotel yang ada di Palembang tidak sampai 10 ribu kamar yang berarti akan ada ribuan wisatawan tidak mendapatkan tempat untuk menginap,” ungkapnya saat launching Paket Wisata Palembang Asiik di Hotel Arista, Kamis (30/3).
Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya mewacanakan Homestay sebagai solusi sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. “Homestay ini diharapkan akan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kamar khususnya di event MotoGp nanti. Kami akan bekerjasama dengan para Lurah ditiap kelurahan karena merekalah yang lebih tahu tentang berapa rumah yang siap untuk jadi homestay di wilayah masing-masing. Apalagi, sudah ada wacana dari salah satu Kementerian untuk membantu menata bangunan atau rumah masyarakat yang ingin difungsikan menjadi homestay,” jelasnya.
Disampaikan, untuk menjadi homestay, warga atau pemilik rumah tidak akan dibebani dengan syarat-syarat yang ketat sebab yang terpenting adalah warga tersebut mau menjadikan tempat tinggalnya sebagai homestay. “Syarat yang diterapkan hanya Higienitas, Aksebilitas dan Keamanan sebagai syarat standar bagi sebuah perangkat penunjang wisata. Hanya saja, mindset warga Palembang belum mengarah ke cara pandang masyarakat di sebuah kota wisata sehingga kami akan berusaha merubah hal itu. Jika sebuah kota sudah menjadi kota wisata, kesejahteraan masyarakatnya pasti akan meningkat.
Di tempat yang sama, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel, Herlan Aspiudin menyatakan dengan tegas bahwa PHRI sangat siap menghadapi banjirnya wisatawan mancanegara (wisman) dan wasatawan nusantara (wisnus) yang datang ke Palembang. sebab, pada hakikatnya PHRI sangat mendukung aktifnya Pemkot Palembang dalam mengembangkan kawasan wisatanya.
Terkait pelaksanaan Asian Games 2018, PHRI tidak khawatir dan tidak memiliki persiapan khusus, sebab bisa dipastikan ketersediaan kamar hotel sudah mencukupi. Justru yang menjadi kekhawatiran herlan adalah pelaksanaan MotoGp. “MotoGp berefek pada membludaknya kebutuhan kamar secara drastis dan tiba-tiba. Sehingga dengan ketersediaan kamar hotel saat ini yang hanya sekitar 8 ribuan, tidak mampu memenuhi permintaan atau kebutuhan wisatawan yang diperkirakan mencapai 50 ribu wisatawan,” ungkapnya.
Dirinya berharap dengan adanya wacana Homestay sebagai langkah strategis Pemkot untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bisa menjadi solusi cerdas agar wisatawan yang datang tidak akan kesulitan untuk mendapatkan penginapan selama berada di Palembang. (mrf)