- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Perangkat Pengamatan Hujan Milik BMKG di Sumsel Sering Digondol Maling
PALEMBANG, SIMBUR – Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan BMKG melaporkan seringnya terjadi pencurian komponen vital pada instrumen pengamatan hujan otomatis Automatic Rain Gauge (ARG). Hal itu diungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis.
Menurut Dayan, sapaan Wandayantolis, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, pencurian komponen baterai dan panel surya tercatat satu kali di Kabupaten OKI, dua kali di Dinas Pertanian Pagaralam, dua kali di BPP Ulu Musi (Empat Lawang), dan satu kali di BPP Buay Madang (OKU Timur).
“Setiap alat yang hilang selalu kami laporkan ke polisi. Kami sudah berusaha memperkuat kunci pengamanan, pengelasan solar panel, pemindahan ke tempat yang lebih aman, namun tetap saja ada kehilangan,” ungkap Dayan kepada Simbur, Kamis (21/8).
Dikatakannya, pencurian kali ini terjadi di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sukakarya, Musi Rawas. Peristiwa yang terjadi pada 20 Agustus 2025 ini mengakibatkan hilangnya baterai dan panel surya. “Alat tersebut merupakan komponen krusial untuk pengiriman data curah hujan secara real time,” jelasnya.
Hilangnya data dari perangkat ini, lanjut Dayan, sangat mengkhawatirkan. Terutama menjelang musim hujan yang akan datang. “Data curah hujan sangat penting untuk memberikan informasi peringatan dini terkait potensi bencana banjir dan kekeringan meteorologis,” terangnya.
Ditambahkannya, wilayah Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Lubuk Linggau merupakan zona musim dengan curah hujan tinggi, dengan musim hujan yang biasanya berlangsung dari September hingga Juni. Daerah ini rentan terhadap bencana banjir. Sebagai contoh, pada Maret 2025, banjir di Musi Rawas merendam setidaknya 300 rumah, dan pada April 2024, hampir 3.000 rumah di Musi Rawas Utara terdampak. “Mengingat ancaman ini, peran instrumen BMKG dalam memantau curah hujan menjadi sangat vital,” tegasnya.
Proses penggantian komponen yang hilang tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk pengajuan dan pengadaan perangkat baru, yang akan berdampak langsung pada keakuratan dan ketepatan informasi yang diberikan BMKG kepada masyarakat.
Pihaknya, kata Dayan, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dan instansi daerah dalam menjaga keamanan perangkat meteorologi. “Setiap elemen masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mendukung sistem peringatan dini yang efektif demi keselamatan bersama,” tutupnya.(red)



