Perempuan Merajut Palembang

PALEMBANG, SIMBURNEWS Komunitas Palembang Rajuters ikut berpartisipasi dalam mensukseskan acara Sriwijaya Expo 2017 yang akan berlangsung hingga 16 Mei mendatang. Rajuters merupakan komunitas yang fokus pada peningkatan kemampuan merajut bagi perempuan. Kegiatan merajut dapat dilakukan baik menggunakan tangan ataupun mesin, teknik dasar yang digunakan saat merajut adalah tusuk atas dan tusuk bawah dengan menggunakan berbagai macam jenis benang.

Salah satu anggota Rajuters, Ninik mengungkapkan bahwa komunitas Palembang Rajuters berdiri pada tanggal 12 Mei 2012 dan akan melakukan silaturahmi dalam rangka ulang tahun yang ke lima pada tanggal 21 Mei yang akan datang. “Awalnya, komunitas ini dibentuk karena adanya kesamaan hobi merajut. Komunitas ini beranggotakan kurang lebih 60 orang yang terdiri dari kaum hawa yang masih single hingga yang telah berumah tangga,” ungkapnya didampingi oleh Rita yang juga anggota Rajuters di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Sabtu (13/05).

Dijelaskan, tujuan adanya komunitas tersebut tidak hanya semata untuk meraih rejeki tambahan melainkan diharapkan sebagai wadah bertukar dan manambah ilmu merajut, memperpanjang tali silaturahmi, dan kegiatan sosial lainnya. “Rajuters juga membuka lebar-lebar kesempatan bergabung jika ingin ada yang tertarik menjadi bagian dari keluarga besar Rajuters, dan yang terpenting tidak adanya pungutan biaya apapun untuk bergabung,” ungkapnya kepada Simbur Sumatera.

Ditambahkanya, kegiatan untuk mempererat silaturahmi sesama anggota biasanya dengan kopi darat (kopdar) satu kali dalam sebulan. Kegiatan tersebut dilakukan tidak hanya disatu tempat tetapi juga ditempat yang berbeda-beda. Tujuannya tidak lain untuk selalu membuat suasana yang baru sehingga menambah kreativitas saat merajut.

Senada, Rita juga berharap komunitas Rajuters dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi kaum wanita. Salah satu kegiatan yang mulia dilakukan adalah program kunjungan ke panti asuhan dan panti jompo kemudian memberikan pelatihan merajut kepada para penghuninya. Hal tersebut dilakukan karena apabila Rajuters mendapat banyak orderan, mereka bisa berbagi rejeki dengan para wanita lainnya yang telah mendapatkan pelatihan merajut tas dan ragam aksesoris sebelumnya.

“Saat ini kami memfokuskan produk pada tas. Karena, bagi wanita tas adalah konsumsi sehari-hari. Untuk menyelesaikan satu buah tas membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu dengan kisaran harga bisa sampai Rp 700 Ribu per barang. Harga yang kami patok untuk tiap barang berdasarkan tingkat kesulitanya dan juga dari sisi bahan.” ungkapnya.

Dijelaskanya, produk hasil rajutan diharapkan menjadi salah satu cinderamata produk unggulan Provinsi Sumatera Selatan dan mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah agar produk ini dapat dikenal khalayak ramai terutama saat pelaksanaan Asian Games 2018 mendatang,” tutupnya. (cjs03)