Dua Korban Tewas Tertimbun Longsor di Cianjur

JAKARTA, SIMBUR – Kejadian tanah longsor menimpa sebuah rumah di Desa Talagasari, kecamatan Sindangbarang pada Selasa (3/12). Longsor terjadi setelah hujan deras turun dengan durasi cukup lama di wilayah tersebut. Hal itu mengkibatkan tebing yang berada di belakang rumah tersebut menimpa satu keluarga yang ada di dalam rumah.

Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, tim gabungan beserta masyarakat mengevakuasi warga di rumah tersebut, dua orang ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tertimbun longsor dan material rumah. “Atas nama Yusma 26 tahun dan A usia 1 tahun. Sementara itu satu orang atas nama Hilman alami luka dilarikan ke rumah sakit terdekat,” ungkapnya.

Muhari menambahkan, pihaknya mengimbau agar masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan mengingat saat ini sejumlah daerah memasuki musim hujan. “Khususnya bagi warga yang tinggal di wilayah tebing dan bukit agar waspada jika hujan dengan itensitas tinggi terus terjadi,” ujarnya.

Cuaca Ekstrem Sukabumi Picu Banjir, Longsor, dan Pergerakan Tanah

Sementara itu, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi sejak Selasa, (3/12) hingga hari ini telah menyebabkan berbagai kejadian bencana di beberapa titik. Intensitas hujan yang tinggi memicu banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah yang meresahkan warga. Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, dampak bencana ini dirasakan di banyak kecamatan.

Laporan yang diterima BNPB, banjir tercatat melanda tujuh wilayah, termasuk Kecamatan Ciemas, Palabuhanratu, dan Gegerbitung. Selain itu, tanah longsor terjadi di 14 titik dengan dampak terbesar di Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, dan Warungkiara.

Cuaca ekstrem juga memengaruhi tujuh lokasi lainnya, seperti Desa Sukaraja di Kecamatan Sukaraja dan Desa Benda di Kecamatan Cicurug. Pergerakan tanah dilaporkan di empat lokasi, termasuk Desa Sukamaju di Kecamatan Cikembar dan Desa Bantargadung di Kecamatan Bantargadung.

BPBD Kabupaten Sukabumi bersama aparat setempat telah melakukan berbagai langkah penanganan, termasuk koordinasi intensif, pendataan dampak kerusakan, dan pelaksanaan assessment di lokasi terdampak. “Evakuasi di sejumlah titik kritis menjadi prioritas utama untuk memastikan keselamatan warga,” ujarnya.

Tim BPBD juga terus mendata kebutuhan logistik dan perlengkapan mendesak lainnya guna mendukung proses penanganan dan pemulihan. Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Sukabumi masih melakukan pendataan dan assessment dampak kerusakan di lapangan. “Kondisi cuaca yang belum stabil mengharuskan tim tetap siaga mengantisipasi kemungkinan bencana lanjutan,” tambahnya

BNPB mengimbau pemerintah daerah, khususnya di wilayah rawan terdampak bencana hidrometeorologi, untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, sumber daya, serta anggaran operasional guna menghadapi potensi darurat. “Langkah ini mencakup kesiapan alat berat, pompa air, dan kendaraan evakuasi,” tutupnya.(red)