Emak-emak dan Ratusan Umat Islam di Palembang Harap Palestina Dibebaskan

PALEMBANG, SIMBUR – Aksi long march ratusan emak – emak dan umat Islam, digelar dengan berjalan kaki sepanjang Jalan Sudirman menuju Bundaran Air Mancur, Palembang. Massa aksi mengibarkan bendera hitam putih Al Liwa dan Ar Rayan Lailaha Ilawlah Muhammada Rosululah. Sebagai bentuk pembelaan terhadap bumi Palestina yang semakin hancur porak poranda digempur Israel.

Massa jupa membentangkan poster dan spanduk peringatan seperti, “Kirim pasukan untuk selamatkan Palestina,” ; “Hentikan genosida bebaskan Palestina dari penjajahan,” ; “Kirim pasukan untuk selamatkan Palestina,” ; “Liberte Gaza dan Rafah call for khilafah,” ; “Solusi tuntas Palestina, dengan jihad dan khilafah,”.

Ustaz Oksa dalam orasinya menyatakan, bahwa hari ini berkumpul menggalang pembelaan terhadap Palestina. Apabila tidak bisa mengubah dengan tangan, maka dengan lisan, tidak bisa dengan lisan maka dengan diam atau doa dalam hati, namun itulah selemah – lemahnya iman.

“Apalagi kalau kita tidak peduli, cuek, bahkan barangkali mengatakan untuk apa mengurusi Palestina yang jauh. Negara sendiri saja banyak masalah, untuk apa ngurusi Palestina? masalah rumah tangga banyak dan seterusnya. Apalagi kalau ada yang tidak suka dan benci dengan aksi bela Palestina, pertanyaanya bagaimana imannya? bagaimana imannya?,” terangnya Sabtu (16/11/24) pukul 08.30 WIB.

Kiblat pertama dihancurkan, lanjut Ustaz Oksa, padahal mereka tahu tapi umat Islam cuma diam. Setiap hari warga Palestina di bunuh, perempuan di perkosa, anak – anak tidak bisa sekolah. Umat Islam tahu tapi hanya diam, lalu Rosululah bertanya benarkah kalian umatku?

“Saudara kita di Palestina itu beda dari fisik misalnya, bangsa kita berbeda, jauh jaraknya . Tapi kita peduli, kenapa? karena Lailaha Ilawlah Muhammada Rosululah,” timbangnya.

Lanjut dia, penjajah Amerika dan Zionis tidak takut, tidak gentar dengan umat Islam jumlahnya sebanyak 2 miliar, karena terpecah belah. Tersekat oleh geografis atau nasionalistik nasionalisme. “Rosulullah telah mengabarkan itu, akan tiba suatu massa, musuh – musuh akan membunuh kalian, lalu memakan seperti berebut daging di piring,” timbang ustad Oksa.

“Tidak, pada hari itu jumlah kalian banyak, tapi seperti buih di lautan. Dulu saat Umat Islam bersatu, tidak ada yang berani dengan kita, maka angkat tinggi – tinggi bendera hitam putih Al Liwa Ar Rayan, Lailaha Ilawlah Muhammada Rosullulah,” pintanya.

Selanjutnya giliran Ustaz Hendri Abu Bakar menyampaikan orasi, bahwa sesungguhnya Allah Swt mencintai orang – orang berjuang berperang berjihad di jalan Nya, lurus bersaf – saf, mereka berdiri tegak bagaikan bangunan yang kokoh.

“Maka saudara saudari yang hadir di aksi, ayo tegak atau berdiri bagai bangunan yang kokoh. Saudara kita di Palestina menghadapi peluru dan bom. Kita cuma kepanasan di kasih air minum, di kasih snack, apalagi kurangnya, ayo berdiri rapi. Orang Islam harus berdiri, bagaikan bangunan yang kokoh,” ujarnya.

Aksi kali yang kesekian, paling tidak untuk pembelaan lagi – lagi untuk pembelaan, saudara yang jauh disana merupakan bagian kita. “Kalau kita berharap kepada sistem saat ini, sama saja menyerahkan leher kita untuk digorok, ketahuilah PBB yang mengurusi dari golongan mereka,” kata ustad Abu Bakar.

“Wahai orang beriman, jangan jadikan orang Yahudi orang Nasrani, sebagai aulia, bermakna teman sejati atau pemimpin atau penolong. Maka Allah Swt mengatakan, pasti yang beriman, tidak akan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai aulia, maka tidak mungkin berharap perdamaian dari PBB,” serunya.

“Saudara kita tidak bebas, karena salah meminta pertolongan dengan sistem mereka. Solusinya, mari umat Islam bersatu, menyatukan negeri – negeri muslim, ketimbang lebih suka dipecah belah, lebih suka warna bendera. Hanya gara – gara beda warna dan nasion, sudah berani mengatakan gayang Malaysia, padahal mereka saudara kita, bahasa mereka bahasa kita, itulah yang diharapkan orang – orang kafir,” ujarnya.

Karena sesungguhnya, kata dia, belum merdeka, karena tambang diambil, air dikuasai, tanah dirampok, penduduk pengangguran, mereka makin kaya, karena kita pakai sistem kapitalis. Apakah ada perubahan? apakah kita sejahtera? mana janji mereka yang duduk di parlemen bertahun – tahun. Sebab perubahan itu dengan lisan, tulisan dan aksi nyata takbir, takbir, takbir.

“Kita minta kirim pasukan, kirim tentara, mana?. Karena dikungkung sistem kapitalisme, dibatasi teritorial. Mesir dekat dengan Palestina, tapi berani membangun tembok tinggi. Karena katanya Palestina urusan sendiri, Palestina bukan urusan Lebanon. Mari umat Islam bersatu di bawah kekhalifahan kembali agar pasukan – pasukan di negeri – negeri umat Islam bisa dikirim, untuk membebaskan Palestina,” tukas ustad Hendri Abu Bakar. (nrd)