- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Masih 81 Titik Api di Sumsel, Kualitas Udara di Palembang Kembali Tidak Sehat
# OKI Terbanyak, Dorong Kemunculan Asap hingga Muba
PALEMBANG, SIMBUR – Terjadi penurunan jumlah titik api (hot spot) di Sumatera Selatan selama hujan beberapa hari. Meski demikian, peningkatan indeks standar pencemaran udara (ISPU), khususnya di Kota Palembang masih belum bisa dikatakan baik.
Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan (BPBD Sumsel), Sudirman saat dikonfirmasi membenarkan terjadinya penurunan jumlah hotspot. “Ada turun banyak. Hotspot tinggal 81 titik api per 22 Oktober 2023,” ungkapnya kepada Simbur, Minggu (22/10).
Dari data BPBD Sumsel, 81 titik api tersebar di wilayah Sumsel berada di lahan gambut 35 titik dan mieral 46 titik. Terbanyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terdiri dari 55 titik api (31 titik gambut dan 24 titik mieral).
Sementara, untuk kadar ISPU, satu wilayah di Kota Palembang, yakni Bukit Kecil memiliki kualitas udara tidak sehat dengan kadar ISPU 115 dan parameter kritis PM 2.5. Kelembapan udara 58 persen, tekanan udara 1.010mbar dan suhu 34 derajat Celcius.
Adapun kualitas udara di sekitar Palembang seperti OKI, OI, dan Banyuasin masih dalam kategori sedang dengan parameter kritis PM2.5, Kabupaten OKI kadar ISPU 54, Kabupaten OI kadar ISPU 100, dan Kabupaten Banyuasin kadar ISPU 71. “Untuk warga, kurangi aktivitas di luar rumah dan selalu pakai masker,” imbaunya.
Diwartakan sebelumnya, Koordinator BMKG Sumatera Selatan, Wandayantolis mengatakan, sebagaimana rilis awal BMKG Sumsel pada 13 Oktober 2023, telah terjadi hujan pada 18-21 Oktober. Dengan intensitas ringan hingga lebat di Sumatera Selatan.
“Curah hujan juga telah ada yang membasahi beberapa kawasan di mana karhutla terjadi, namun belum meluas dan belum membasahi keseluruhan areal tersebut,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima Simbur, Minggu (22/10).
Meski demikian, lanjut Dayan, sapaan Wandayantolis, hujan tersebut telah berhasil menurunkan tingkat hotspot secara signifikan. Di samping, memperbaiki kualitas udara di Palembang dari tingkat berbahaya menjadi tingkat sedang.
Berdasarkan update prakiraan dasarian untuk Oktober III, seluruh wilayah Sumatera Selatan berpeluang lebih dari 90% terjadi curah hujan dengan kategori Rendah (0-50 mm) dengan sifat hujan Bawah Normal. Artinya, lanjut Dayan, pada akhir Oktober ini hujan masih lebih kering dari biasanya. Potensi hujan hanya muncul pada bagian tengah hingga ke barat dari Sumsel.
“Hal ini membuat potensi kemunculan hotspot pada wilayah timur Sumsel kembali meningkat dan kembali dapat mendorong kemunculan asap ke wilayah Palembang hingga Musi Banyuasin,” jelasnya.(red)



