- Terdakwa Sebut Potongan Dana BOK untuk Kirim Bunga saat Ultah Pemda
- Tim Satgas Berhasil Padamkan Karhutla di Tebo Jambi
- Kecamatan Sukarami Tertinggi Kasus ISPA di Kota Palembang
- Hujan Efektifkan Pengendalian Karhutla dan Kualitas Udara di Kalbar
- Presiden Jokowi Pastikan Buka Kongres XXV PWI di Bandung, Diikuti PWI 39 Provinsi
Jelajah Jalur Pantura, Memaknai Dinamika Masyarakat Sumatera-Jawa

# Catatan Reportase Khusus Simbur ke Pulau Jawa (1)
Hampir sepekan Simbur melakukan ekspedisi jurnalistik ke Pulau Jawa. Banyak peristiwa dan fenomena sosial yang terjadi belakangan ini. Rangkaian reportase khusus Simbur kali ini dikemas dalam Ekspedisi Mitra Pasamayan 2023. Berikut laporan selengkapnya.
TIDAK mudah bagi Simbur mendapatkan berita penting mengenai peristiwa aktual dan faktual yang terjadi. Untuk itu, media lokal asal Sumatera ini telah melakukan peliputan langsung ke Pulau Jawa. Ekspedisi Simbur kali ini mencoba mengeksplorasi kehidupan manusia dan kemanusiaan yang ada di sejumlah daerah di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah pascapandemi.
Cuaca buruk dengan suhu udara panas tidak menyurutkan langkah tim media ini melakukan ekspedisi. Seakan tanpa persiapan namun dibekali perencanaan yang cukup matang untuk menggali nilai-nilai sejarah dan budaya yang tertuang dalam kehidupan sosial masyarakat. Mulai dari transportasi darat, kuliner, akomodasi hingga akulturasi telah direkam menjadi potret kehidupan masyarakat.
Nekat Jalan Kaki, Nyaris Ketinggalan Bus
Matahari berada di atas kepala. Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB. Kamis (31/8/2023) siang terik menyengat bercampur debu. Menunggu bus antar kota antar provinsi (AKAP) di halte simpang Macan Lindungan, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Palembang. Salah satu tim ekspedisi Simbur belum menampakkan batang hidungnya. Sementara, lalu lalang kendaraan yang melintas semakin centrang prenang. Sudah empat bus tujuan Pulau Jawa yang lewat, dia belum juga datang.
Terakhir dihubungi, posisinya tengah menunggu angkutan umum di kawasan Gandus. Hampir satu jam belum pula tiba. Pesan singkat dan WhatsApp pun tak dibalas. Meski demikian, orang yang ditunggu masih belum ada di lokasi pool bus. Hampir pukul 14.00 WIB, ketika bus hendak berangkat, lelaki berkaus polos dengan topi hijau berjalan di tengah fatamorgana.
Salah satu tim Simbur yang ditunggu akhirnya muncul juga. Hampir ketinggalan bus. Ternyata dia nekat berjalan kaki sekitar 5 kilometer. “Jaraknya tidak masalah. Panasnya terik sekali yang bikin tak tahan,” ujarnya.
Terjebak Harga di Warteg Bandar Jaya- Lampung Tengah
Penumpang bus dari Palembang-Jakarta mengeluhkan mahalnya harga makanan di warteg tempat pemberhentian bus di kawasan Bandar Jaya Lampung Tengah. Tri (50) sangat kecewa karena harga warteg yang di luar nalar.
“Tidak masuk akal nasi ikan sarden Rp50 ribu. Tidak ada menu dan daftar harganya lagi. Sebagai konsumen saya tidak ikhlas karena warteg di Bandar Jaya tersebut aji mumpung. Tidak semua penumpang bus bawa uang,” kata Tri kepada media ini, Kamis (31/9).
Penumpang lainnya memesan nasi ayam dan kopi ditotal Rp90 ribu. Saat diminta nota, kasir tersebut merobek nama warteg yang ada di kertas nota. “Modus warteg tersebut sudah terorganisir untuk menutupi nama wartegnya,” ujar warga Cileduk itu kesal.
Tiket Kereta di Gambir Habis, Terobos Calo Liar Pulo Gebang
Tim ekspedisi Simbur 2023 tiba di Jakarta, Jumat (1/9) dini hari pukul 04.00 WIB di gerbang tol 2 Kebun Jeruk Jakarta Barat. Transit sebentar di hotel bintang satu kawasan Jl Jaksa Kebun Sirih Jakarta Pusat. Paginya langsung menuju stasiun Gambir. Di sana tim bertemu salah satu kepala cabang bank daerah di Sumatera Selatan. Kebetulan dia juga ingin ke Semarang, mengikuti Konvensi Humas Indonesia (KHI) 2023 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Humas Indonesia (Perhumas).
Karena kehabisan tiket kereta api, Tim Simbur bersama kepala cabang bank daerah tersebut menuju terminal Pulo Gebang Jakarta Timur dengan menggunakan taksi. Di terminal modern tersebut, tim dan calon penumpang yang datang diserbu dan dikerubungi puluhan calo liar yang menawarkan tiket bus. Ulah puluhan calo liar sangat meresahkan semua calon penumpang namun terkesan dibiarkan pengelola terminal. Termasuk tim Simbur nyaris bersitegang dengan calo liar tersebut yang membututi ke mana arah tim melangkah. “Mundur dan bubar semua. Atau kami ambil foto kalian,” ungkap salah satu tim Simbur menerobos puluhan calo.
Tim menuju salah satu loket bus namun tiket ke Semarang sudah habis. Loket tersebut merekomendasi tim naik bus lain yang kebetulan ada jurusan Semarang hari itu. “Kalau beli tiket di sini langsung ke loket mas. Jangan lewat calo liar. Mereka juga tidak jelas, ada atau tidak bus yang mereka tawarkan,” ungkap seorang petugas loket yang tak mau namanya disebut.
Hotel Mirip Indekos, Banyak Pasangan Bukan Suami-Istri
Tiba di Semarang Jumat (1/9) pukul 22.00 tim langsung ke hotel waralaba di kawasan Telaga Bodas Semarang. Tidak ada tanda-tanda hotel. Seperti indekos dengan customer service mirip penjaga warnet atau rental playstation.
Ruang bawah berantakan dan kamarnya tidak terawat. Suasana itu membuat tim tidak betah namun terpaksa menginap di sana karena sudah larut malam. Pegawai indekos melarang tim merokok di kamar. Sementara, muda-mudi bukan pasangan suami istri berseliweran masuk. Tim langsung checkout keesokan harinya. Bergeser ke penginapan di kawasan Candi Sari Semarang.
“Sejak lokalisasi Sunan Kuning Semarang ditutup, kebanyakan penjaja seks beralih ke online lewat aplikasi,” ungkap driver online yang tak mau disebutkan namanya.
Setengah Abad Lebih Jualan Bakmi Jowo
Di kawasan Candi Sari Semarang, tim mencoba menelusuri suasana malam kota yang dikenal dengan wisata kulinernya. Selain soto Semarang, tim menemukan penganan khas yang populer di daerah Jawa Tengah. Namanya bakmi Jowo.
Gerobak dengan spanduk polos tanpa tulisan berada di pinggir trotoar jalan. Parno, pedagang bakmi Jowo sedang membakar arang untuk memasak mi pesanan pelanggannya. Simbur pun menghampirinya pada Sabtu (2/9) pukul 20.00 malam.
Parno Mulyono (73) biasa dipanggil Parno. Dia mengaku sudah menjual bakmi Jowo sejak usia 20 tahun. “Saya jualan bakmi Jowo ini sudah 53 tahun,” ungkap pria kelahiran Sukokarjo tersebut.
Parno jualan bakmi Jowo ini untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. Dia pernah tinggal di Solo dan kini menetap di Semarang. “Saya jualan untuk menyekolahkan lima anak saya,” ujarnya.
Bakmi Jowo ini, kata dia, ada yang digoreng dan direbus. Masaknya dibakar pakai arang. Harga satu porsi Rp15 ribu. Sementara, harga sate Semarang pelengkap Bakmi Jowo dijual Rp3 ribu per tusuk. “Bakmi Jowo ini asli Semarang tapi banyak yang jualannya orang Solo,” tandasnya.
Lama Menunggu di Pelabuhan Merak, Satu Penumpang Tertinggal dan Bus Lain Tersangkut di Kapal
Sebelum pulang ke Palembang, tim ekspedisi sempat mengunjungi Wonosobo, melintasi Pantura dan melewati Pekalongan hingga Jepara. Tim berangkat dari terminal Mendolo Kabupaten Wonosobo, Senin (3/9). Butuh waktu hampir tujuh jam hingga tiba di pool bus kawasan Cibitung Cikarang Barat, Jakarta.
Dalam perjalanan ke Pelabuhan Merak, seisi penumpang bus harus menunggu hampir tiga jam di rumah makan sekitar Pelabuhan Merak. Pasalnya, satu penumpang asal Purbalingga tujuan Palembang tertinggal. Penumpang tersebut mengaku bekerja sebagai pemasang tiang pancang pelabuhan laut di kawasan Tanjung Tapa, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. “Saya kesal bisa ketinggalan bus. Saya kerja di Sungai Baung, pasang tiang pelabuhan,” ungkap penumpang berambut pirang itu.
Saat tiba di Pelabuhan Merak, bus yang ditumpangi tim ekspedisi media ini tertunda masuk kapal. Infonya hari itu hanya tiga kapal yang melayani jasa penyeberangan. Setelah menunggu hingga Selasa (4/9) pukul 06.30 pagi, kapal dari Pelabuhan Bakauheni Lampung bersandar di Merak. Meski demikian, bus belum bisa masuk karena ada bus lain yang tersangkut saat keluar dari kapal Jatra II. Bus jurusan Lampung-Semarang bermuatan para pekerja proyek itu membuat riuh pelabuhan karena klakson kendaraan lain yang terhambat keluar kapal. “Roda bus itu tersangkut di kapal, terpaksa menunggu lagi sebentar,” ungkap Ade, sopir bus yang ditumpangi tim media ini.(red)