Hilirisasi hingga Komersialisasi Hasil Riset

PALEMBANG, SIMBUR – Universitas Bandar Lampung (UBL) berhasil melakukan riset dan mendapat dukungan dari program Kedaireka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Adapun produk yang dihasilkan yakni alat pemindah material handling pesawat atau biasa disebut Automatic Guided Vehicle (Kendaraan Berpemandu Otomatis). Dalam riset mandiri tersebut, UBL bermitra dengan anak perusahaan Garuda Indonesia, yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia.
Ketua Tim Riset UBL, Muhammad Riza ST MSc PhD IPM ASEAN Eng menjelaskan, selain mendapat dukungan dari program Kedaireka, Kemendikbudristek, tim riset yang dipimpinnya dengan anggota Taqwan ST MSc, Fenty Ariani MKom, Yuthsi Aprilinda MKom, Robby Yuli Endra MKom, dan Appin Reda Putri MM itu juga didukung mitra kerja sama dan pihak kampus sendiri. “Benar UBL ada melakukan kerjasama dengan GMF dalam pembuatan AGV dengan skema pendanaan dari Kedaireka Kemendikbud. Sampai saat ini dukungan pendanaan diperoleh dari Program Kedaireka Matching Fund 2022, Dana padanan dari Garuda Maintenance Facility dan Universitas Bandar Lampung,” jelas Riza kepada Simbur, Jumat (7/4).
Riza menjelaskan, riset yang dilakukan murni dilakukan secara mandiri oleh tim dari UBL. Tidak ada kerja sama dengan universitas lain. “Kami menggarap otomatisasi alat pemindah material handling pesawat ke hanggar. Selama ini masih didorong menggunakan tenaga manusia. Produk riset kami tinggal menghubungkan satu titik dengan titik yang lain kemudian alat/barang bisa pindah sendiri,” ungkap Kepala Laboratorium UBL itu.
Diungkap Riza, Universitas Bandar Lampung atas dukungan penuh dari Rektor Prof Dr Ir M Yusuf S. Barusman sangat mengapresiasi dan memberikan motivasi baik moril maupun materil. Hal ini, menurut dia, karena AGV ini sudah sejalan dengan tagline UBL yaitu “To be World Class Entrepreneurial University”. “Saat ini UBL telah membentuk task force untuk mempercepat komersialisasi hasil penelitian dari dosen dan mahasiswa UBL,” terangnya seraya menambahkan, dari 1500-an proposal yang masuk ke Kedaireka hanya 26 yang akan dijadikan booklet. “UBL salah satu dari 26 proposal yang akan dijadikan booklet Kedaireka tahun 2022,” jelasnya.
Masih kata Riza, Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan anak perusahaan Garuda yang menangani Ground Handling, dalam rangka meningkatkan keselamatan penerbangan dan pelayanan di bandar udara. GMF selaku pemangku kepentingan utama dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia berkeinginan untuk menerapkan peralatan automasi dalam lini perawatan pesawatnya.
“Oleh karena itu muncul kebutuhan akan penggunaan dan penerapan alat khusus untuk aplikasi di hangar pesawat sebagai supporting dalam pemenuhan kebutuhan supply deliver part/komponen dalam bidang automasi dan robotika,” terangnya.
Permasalahan, lanjut Riza, Kebutuhan dan peluang penggunaan AGV belum sebanyak perusahaan industri di luar negeri, sistem yang ada membutuhkan waktu deliver part yang lama, sulitnya mensorting item part di line produksi. “Distribusi serta penyimpanan part memerlukan kesiapan tim produksi/operator yang siap selama 24 jam,” ujarnya.
Tujuan dan urgensi, tambah dia, penggunaan AGV ini akan meningkatkan kecepatan waktu perawatan pesawat, delivery dan distribusi part/komponen yang cepat. “PT GMF akan menjadi leading sector dalam penggunaan dan penerapan AGV serta perusahaan BUMN yang berpartisipasi dalam penerapan kemajuan teknologi di bidang otomasi dan robotika,” jelasnya.
Solusi dan inovasi, kata Riza, memecahkan masalah tersebut di atas perlu dibuat sebuah AGV yang mampu bekerja non-stop untuk distribusi, suplai part/komponen yang lebih mudah karena dibantu oleh robot AGV. “Salah satu pemanfaatan dan penerapan teknologi robotika yang saat ini cukup dibutuhkan di dunia industri yaitu kendaraan berpemandu otomatis (AGV-Automatic Guided Vehicle),” tegasnya.
Lanjut Riza, AGV merupakan sebuah sistem yang berbasis robot mobil yang mampu beroperasi secara otomatis dengan mengikuti track yang telah diatur. Keunggulan AGV ini yaitu dirancang khusus untuk perawatan pesawat terbang. “AGV ini memiliki multiple-car yang bisa disesuaikan dengan dimensi dan berat part yang beragam. Disamping itu AGV ini juga keuanggulan untuk dapat kembali ke charging dock/station secara otomatis untuk melakukan pengisian ulang daya,” paparnya.
Riza berharap, keberadaan AGV khusus untuk perawatan pesawat ini dapat mengurangi biaya tenaga kerja, meningkatkan manfaat, menghilangkan kerusakan pada struktur dan produk, peningkatan keamanan tempat kerja. “Lebih murah daripada sistem otomasi tetap, mengurangi biaya utilitas, peningkatan efisiensi inventaris dan penurunan kesalahan manusia,” imbuhnya.
Riza menambahkan, saat ini produk riset tersebut sudah dioperasikan di hanggar Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Universitas, kata dia, sedang berupaya melakukan hilirisasi untuk mengembangkan produk riset tersebut. “Namun pemanfaatan AGV ini tidak hanya untuk perawatan pesawat tapi juga dapat digunakan pada industri otomotif, manufaktur, pergudangan dan lain-lain,” harapnya.
Momen yang tepat untuk melakukan produksi AGV ini adalah dua tahun lagi setelah tahap ujicoba yang saat ini dilakukan di PT GMF. Penyempurnaan dilakukan setelah mendapatkan output dari hasil ujicoba setiap hari yang dilakukan di PT GMF. “Semua kekurangan dan kendala akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan Setelah tahapan ujicoba tersebut selesai maka dapat dilakukan produksi secara massal,” terangnya.
Diwartakan, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia meluncurkan tiga proyek inovasi berbasis kendaraan listrik. Salah satunya dikembangkan bersama Universitas Bandar Lampung (UBL).
Proyek-proyek inovasi ini dapat terwujud berkat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi melalui program Kedaireka Matching Fund yang menjembatani akselerasi terwujudnya proyek-proyek riset dan inovasi yang tepat sasaran antara insan perguruan tinggi dan dunia industri. Keterlibatan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tersebut dalam program Kedaireka Matching Fund ini menjadi milestone GMF dalam dunia riset bersama perguruan tinggi. Tiga kendaraan listrik tersebut diluncurkan dalam kegiatan GMF Innovation Day 2023 yang diselenggarakan di Hanggar DC-9, GMF pada awal Maret lalu.(red)